Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan bahwa Pancasila penting disosialisasikan kepada generasi muda saat ini. Sosialisasi tersebut antara lain bisa dilakukan menggunakan sarana yang sesuai perkembangan zaman.
Hal itu disampaikan Puan dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta, pada Kamis (1/6). Puan mengatakan, Pancasila harus selalu jadi pedoman hidup berbangsa dan bernegara, termasuk oleh generaasi muda.
"Aktualisasi Pancasila bertujuan untuk menjaga keberlanjutan dan relevansi nilai-nilai luhur Pancasila dalam menjawab tantangan dan perubahan zaman. Selain itu penerapan nilai-nilai Pancasila penting dalam setiap aspek kehidupan, mulai dari individu, keluarga, masyarakat, hingga bangsa secara keseluruhan," kata Puan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Puan menjelaskan, berdasarkan pidato Bung Karno pada 1 Juni 1946, gotong royong disebut sebagai intisari Pancasila dengan konsep 'dari semua untuk semua'. Untuk itu, generasi muda sebaiknya ingat bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki peran dan kontribusi masing-masing.
"Pembelajaran sikap gotong royong menjadi penting karena memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memahami arti penting dari kerja sama dan saling membantu dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Dengan asas gotong royong, akan lebih mudah mengentaskan sikap antiperbedaan dan antikeberagaman yang tengah menjadi ancaman generasi penerus bangsa. Puan mengatakan, generasi muda harus dapat memahami bahwa Pancasila merupakan instrumen pemersatu bangsa di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.
Lebih jauh, Puan menyampaikan apresiasi terhadap PP No 4 Tahun 2022 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mendorong penanaman Pancasila kepada generasi muda. Saat ini, Pancasila kembali jadi mata pelajaran wajib, di mana terdapat elemen Pendidikan Kewarganegaraan di dalamnya.
"Pendidikan merupakan sarana penting dalam mengaktualisasikan Pancasila. Sekolah menjadi tempat yang ideal untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara sistematis dan kontekstual," ujar Puan.
Puan menyebut, ada beragam cara pembelajaran Pancasila bagi generasi muda selain melalui pemahaman substansi dan teori. Di tengah era digital, upaya sosialisasi Pancasila pun sebaiknya dilakukan secara modern agar generasi muda dapat belajar mendengarkan perspektif dengan terbuka, menghargai perbedaan, dan mencari solusi yang inklusif dan adil bagi semua pihak.
Salah satu caranya, melalui sarana media sosial. Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan, pada 2022 remaja Indonesia dalam rentang usia 13-18 tahun paling banyak menggunakan internet daripada kelompok usia lain, yaitu 99,16 persen.
"Harus ada pola kebaruan dalam mensosialisasikan Pancasila kepada generasi muda kita. Dengan membuat muda aktulisasi Pancasila, kita berharap generasi muda dapat memanifestasikan nilai-nilai perjuangan bangsa secara lebih khidmat," ujar Puan.
(rea)