Guru Honorer Cegat Jokowi, Titip Pesan 'Please Banget' Buat Nadiem

CNN Indonesia
Minggu, 04 Jun 2023 13:20 WIB
Seorang guru honorer menitip pesan ke Jokowi untuk Nadiem Makarim agar membatalkan program marketplace guru dan segera turun lapangan untuk benahi nasib guru.
Seorang guru honorer menitip pesan ke Jokowi untuk Nadiem Makarim agar membatalkan program marketplace guru dan segera turun lapangan untuk benahi nasib guru. CNN Indonesia/Tunggul
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Salah seorang warga menyampaikan keluh kesahnya tentang perubahan sistem perekrutan guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tengah menyisir pedestrian kawasan wisata Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (3/6) malam.

Presiden semula menaiki mobil dari Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung dan turun di sebelah utara kawasan Malioboro. Dia lantas berjalan kaki di sisi timur pedestrian ke arah selatan mengarah Gedung Agung.

Sepanjang langkahnya, Jokowi jadi sasaran banyak pengunjung kawasan Malioboro yang berebut ingin berswafoto. Dini Ika Lestari adalah salah satunya. Ia mendapat kesempatan untuk berfoto bareng orang nomor satu di RI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sela-sela momen foto bersama itu, Dini yang ternyata merupakan guru honorer itu menitipkan sebuah pesan kepada Jokowi untuk Mendikbud Ristek Nadiem Makarim menyangkut nasib profesinya.

"Bisa ngeluapin tadi sih bilangnya, 'mohon maaf ya, Pak Jokowi tolong bilangin Mas Menteri (Nadiem) jangan ada marketplace guru', gitu," kata Dini yang asli Tangerang itu kepada wartawan, Sabtu.

"Kita kan sebagai guru, apalagi sudah honorer sepuluh tahun. Iih ibu saya, udah lebih berpuluh-puluh tahun belum diangkat jadi PNS, tolong lah pak ya," sambungnya.

Dia pun berharap Nadiem bersedia turun ke lapangan untuk mengecek langsung kondisi para guru-guru honorer di daerah. Dini sendiri saat ini sedang berada di Yogyakarta bersama rekan-rekan seprofesinya.

"Please banget, ya kalau kali-kali boleh gitu, para menterinya turun ke bawah melihat guru-guru ini di lapangan kaya apa, ya Mas Menteri Nadiem Makarim," imbuh dia.

"Tolong diperhatikan lagi, kesejahteraan guru-guru honorer di negeri dan swasta, kasihan lho. Jadi sebenarnya kita nggak mau ada PPPK apa lah itu, maunya udah PNS aja," lanjut dia.

Selama perjalanannya kembali ke Gedung Agung, Jokowi juga sempat memberikan bantuan kepada sejumlah pedagang asongan.

[Gambas:Instagram]



Adapun konsep marketplace merupakan satu dari tiga pilar solusi yang akan diterapkan pada 2024 sebagai sistem rekrutmen guru PPPK. Nadiem menyebut akan ada suatu tempat yang berisi database guru aktif.

"Di mana guru-guru yang boleh mengajar, masuk ke dalam database yang bisa diakses seluruh sekolah," ucap Nadiem saat rapat kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (25/5).

Pilar solusi kedua, perekrutan oleh sekolah. Menurut Nadiem, pola rekrutmen yang tadinya dilakukan secara terpusat, sekarang akan diubah secarareal timeperekrutan oleh sekolah. Ketiga, penempatan pada formasi kurang peminat. Nadiem menyebut pilar ini untuk memastikan sekolah mendapat guru.

"Kalaupun kita sudah membuat marketplace, pasti ada sekolah- sekolah yang kebutuhan guru dan tidak ada guru yang diposisikan di situ," tuturnya.

Tiga pilar solusi ini merupakan penjabaran dari sistem rekrutmen baru untuk guru PPPK. Nadiem mengatakan, pengubahan sistem ini dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan guru honorer dan rencananya mulai diberlakukan secara permanen tahun depan.

Nadiem menyebut rencana itu sudah didiskusikan juga bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kemendagri, dan MenpanRB. Ia menyebut ada tiga permasalahan utama yang mendorong perubahan sistem rekrutmen PPPK guru. Pertama, kekosongan guru secara tiba-tiba yang diakibatkan kematian, pensiun dan pindah sekolah.

Menurut Nadiem hal ini menyebabkan sekolah terpaksa merekrut guru honorer. Sebab, sekolah tidak bisa mengganti dengan guru PPPK secara cepat karena harus menunggu perekrutan guru ASN yang dilakukan terpusat.

Permasalahan kedua, kebutuhan rekrutmen guru di setiap sekolah berbeda-beda. Menurut Nadiem, rekrutmen terpusat tidak menjawab solusi atas permasalahan tersebut. Permasalahan ketiga, Pemda tidak mengajukan formasi guru ASN yang sesuai dan cocok dengan kebutuhan sekolah.

(gil/kum/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER