Hamianin menyebut beberapa wilayah Ukraina itu saat ini hanya diduduki Kremlin, bukan diperebutkan. Ia mengatakan di wilayah itu pula, Rusia melakukan kejahatan perang, kejahatan kemanusiaan, hingga genosida.
"Rusia harus menarik pasukannya dari wilayah Ukraina, dan batas-batas teritorial Ukraina yang diakui secara internasional harus dipulihkan. Kami tidak menerima skenario lain selain itu," tutur Hamianin dalam keterangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, Hamianin menilai proposal soal gencatan senjata, penarikan pasukan hingga 15 kilometer, dan pembentukan zona demiliterisasi "tidak akan berhasil".
Saat ini, kata dia, Rusia sedang mencoba segala cara untuk mengacaukan serangan balik Ukraina.
"Gencatan senjata tanpa penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina hanya akan memberikan Rusia kesempatan untuk mengulur waktu, menyusun kembali pasukannya, memperkuat posisinya di wilayah yang diduduki, dan mengumpulkan kekuatan untuk melancarkan gelombang agresi baru," ucap Hamianin.
Ia pun menegaskan perdamaian jangka panjang di Ukraina berarti pembebasan seluruh wilayah Ukraina dari pendudukan Rusia. Itu merupakan tujuan Formula Perdamaian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Adapun Hamianin mengaku Ukraina menghargai perhatian Indonesia.
Hamianin percaya proposal Prabowo itu diambil berdasarkan kesimpulan atas sejarah Indonesia di masa lalu.
"Kami menghargai perhatian Indonesia, yang tampaknya telah menarik kesimpulan berdasarkan sejarahnya sendiri, terhadap masalah pemulihan perdamaian di Ukraina," kata dia.