PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatatkan pendapatan berbasis komisi atau fee-based income (FBI) dan biaya senilai Rp5,08 triliun pada kuartal I tahun 2023, atau tumbuh 11,5 persen secara tahunan.
Laporan kinerja BRI menyebutkan, kontribusi terbesar FBI berasal dari digital. Pada kuartal I/2023, kanal digital menyumbang hingga 37 persen dari pendapatan berbasis komisi atau dengan nominal mencapai Rp1,83 triliun.
Direktur Digital dan IT BRI, Arga M. Nugraha, mengatakan bahwa transaksi digital banking kini semakin kokoh menyokong fundamental kinerja perbankan nasional. Selain meningkatkan efisiensi layanan, digital banking terbukti mendorong FBI.
"Nasabah kami telah beralih dari transaksi berbasis kantor cabang ke saluran transaksi digital. Jumlahnya terus meningkat sejalan dengan perjalanan transformasi digital pelanggan. Kenyamanan nasabah menjadi unsur penting bagi BRI, dengan transformasi layanan di dalamnya," kata Arga.
Menurut Arga, capaian BRI pada FBI seiring dengan kebiasaan nasabah yang berpindah dari layanan kantor cabang ke kanal digital. Kebiasaan baru masyarakat untuk bertransaksi melalui platform digital itu pun menciptakan peluang bagi bank untuk menawarkan berbagai layanan fee-based melalui kanal digital, seperti pembayaran tagihan, transfer antar bank, hingga pembelian produk keuangan.
Untuk itu, peningkatan pelayanan digital terus dilakukan BRI demi mempermudah dan menambah kepuasan pelanggan, agar berujung pada peningkatan volume transaksi BRI secara keseluruhan.
"Per Maret 2023, emiten bersandi BBRI ini mencatat sebanyak 98,9 persen transaksi dilakukan nasabah melalui kanal digital. Artinya hanya 1,1 persen saja transaksi nasabah yang masih menggunakan cara konvensional," ujarnya.
Founder Kurikulum Saham, Alex Sukandar menjelaskan, peningkatan adopsi digital bisa menjadi inovasi oleh bank. Misalnya, BRI dapat memperkenalkan layanan pembayaran digital yang lebih canggih, seperti dompet digital, pembayaran menggunakan teknologi QR code, atau integrasi dengan e-commerce platform.
Dengan akses ke layanan digital, bank dapat menawarkan produk dan layanan fee-based kepada nasabah yang sebelumnya sulit dijangkau atau tidak dilayani oleh cabang fisik. Terlebih, BRI memiliki jaringan paling luas hingga pelosok negeri.
Alex menyebut, FBI dari kanal digital akan menjadi sumber pendapatan baru bagi bank.
"Secara karakteristik, FBI lebih dapat diandalkan dibandingkan dengan komisi dari penyaluran kredit karena komisi dari layanan digital terbilang kebal terhadap fluktuasi suku bunga," katanya.
Di sisi lain, Alex mengingatkan bahwa perubahan teknologi dan tren perilaku konsumen dapat memberi tantangan baru bagi bank, termasuk persaingan yang semakin ketat dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan cepat.
"Oleh karena itu, bank perlu terus mengikuti tren digital, memperbarui strategi, dan berinvestasi dalam inovasi teknologi untuk memastikan posisi fee dari layanan digital tetap kuat terhadap bottom line di masa depan," kata Alex.
(adv/adv)