Polresta Sidoarjo mengaku telah menerima satu orang pelapor yang mengaku sebagai keluarga korban mutilasi, yang jasadnya ditemukan di kawasan Trosobo, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (10/6) kemarin.
Untuk mendalami laporan itu, Kepala Rumah Sakit Pusdik Bhayangkara Porong AKBP dr Eko Yunianto akan melakukan tes DNA kepada pelapor.
"Kami masih menunggu pemeriksaan sample yang bisa kami dapatkan dari orangtua kandung atau anak kandung. Kemarin yang melaporkan kakak kandung jadi masih ada pendalaman," kata Eko, Rabu (14/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko menyebut potongan tubuh manusia itu diperkirakan tewas tiga hari sampai lima hari sebelum pertama kali ditemukan di Trosobo, Sidoarjo, akhir pekan lalu.
Oleh karena itu, Eko mengimbau masyarakat bila merasa kehilangan anggota keluarga dalam rentang waktu tiga sampai lima hari sebelum penemuan itu agar melapor ke Polresta Sidoarjo.
Dalam kesempatan yang sama, Eko juga menyampaikan pihaknya telah memeriksa dua bagian tubuh yang ditemukan di Trosobo dan Kenjeran Park Surabaya.
Hasilnya dua bagian tubuh itu memiliki potongan yang sama. Meski demikin, Eko menegaskan kalau pihaknya bakal melakukan tes DNA lebih lanjut terhadap dua bagian tubuh itu.
"Setelah kita lakukan rekonstruksi terhadap potongan tubuh yang pertama ini (temuan di Trosobo) ada kemiripan," kata Eko.
Dia menyebut, potongan tubuh yang ditemukan di Sidoarjo ialah bagian kepala hingga badan tanpa sepasang tangan dan kaki.
Sedangkan, yang didapati di Surabaya ialah potongan tubuh manusia bagian pinggul, sepasang tungkai kaki, alat kelamin laki-laki, hingga tumit. Tanpa telapak kaki.
Eko mengatakan, pihaknya masih membutuhkan hasil pemeriksaan forensik dan DNA lanjutan, untuk memastikan potongan-potongan tubuh itu berasal dari individu yang sama atau tidak.
"Tapi tentunya, kami masih melakukan pemeriksaan mendalam secara forensik dan uji DNA apakah itu satu individu atau beda individu," katanya.