Presiden Joko Widodo mengucapkan terima kasih karena selama ini relawan tidak hanya berfungsi menggalang dukungan, tetapi juga memberikan koreksi atas kinerjanya di pemerintahan.
Jokowi menyampaikan itu saat berkumpul dengan relawan GK Center Galang Keberlanjutan di Jakarta, Sabtu (17/6)
"Pentingnya relawan itu di sini bukan saat hanya urusan politik, saat pilkada, pilgub, pilpres, tapi dalam perjalanan itu juga harus diingatkan," kata dia mengutip Antara, Sabtu (17/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Jokowi mengamini dirinya hanya manusia biasa yang memiliki kekurangan. Oleh karena itu, fungsi relawan adalah mengingatkan jika ada yang dirasa perlu diperbaiki.
Menurutnya, relawan harus terus melakukan itu meski tokoh yang didukung sudah berhasil memenangkan kontestasi.
"Untuk koreksi kebijakan, untuk evaluasi kebijakan, untuk memperbaiki kebijakan, memberikan masukan-masukan mengenai apa yang terjadi di bawah untuk diambil sebuah kebijakan, ini yang sebetulnya penting," ucap Jokowi.
"Saya ini manusia biasa yang penuh dengan kekurangan yang sering juga khilaf, tapi kalau diingatkan terus. Pak yang kemarin itu keliru, pak bisa dikembalikan lagi ke yang benar'," sambungnya.
Dia lalu mengucapkan terima kasih kepada relawan GK Center Galang Keberlanjutan. Jokowi mengaku sudah dibantu sejak Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.
Jokowi mengatakan selama ini relawan GK Center Galang Keberlanjutan pun telah memberikan dukungan yang konkret. Selain saat kontestasi, maupun ketika dirinya memimpin pemerintahan.
"Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya karena GK Center telah mengawal 11 tahun, dimulai dari saat gubernur sampai sekarang," katanya.
Di kesempatan yang sama, dia juga meminta agar jangan salah memilih calon pemimpin karena berkenaan dengan nasib bangsa Indonesia.
Jokowi menyampaikan bahwa tantangan Indonesia ke depan tidak akan mudah karena situasi global yang semakin tak menentu.
Tercermin dari tekanan keuangan yang melanda berbagai negara sehingga harus meminta bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Krisis pangan juga berpotensi membuat harga pangan kian melejit.
Atas dasar itu, ia mewanti-wanti soal pilihan masyarakat atas pemimpin Indonesia berikutnya.
"Jangan sampai keadaan yang normal karena kekeliruan kita memilih pemimpin, jadi keadaannya tidak normal," kata dia.