BMKG: Gempa Yogya jadi Alarm Zona Subduksi di Selatan Jawa Masih Aktif

CNN Indonesia
Sabtu, 01 Jul 2023 11:00 WIB
BMKG menyebut gempa bumi magnitude 6,4 yang mengguncang wilayah Yogyakarta menjadi peringatan bahwa zona subduksi di selatan Pulau Jawa masih aktif.(Antara Foto/Hendra Nurdiyansyah)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa bumi magnitude 6,4 yang mengguncang wilayah D.I.Yogyakarta pada Jumat (30/6) malam menjadi peringatan bahwa zona subduksi di selatan Pulau Jawa masih aktif.

"Gempa alam ini merupakan alarm, mengingatkan kita bahwa zona subduksi selatan Jawa memang masih aktif," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam konferensi pers secara daring, Jumat malam.

Daryono memaparkan, DIY merupakan kawasan seismik dan kompleks karena baik dari laut maupun darat terdapat sumber gempa yang potensial.

Dari laut terdapat zona subduksi yang memiliki potensi magnitude target mencapai 8,7. Sementara di daratan terdapat Sesar Opak cukup aktif yang mencapai magnitude target 6,6.

"Jadi kalau kita lihat sejarah sejak tahun 1800, zona megathrust di Yogyakarta itu sudah memicu gempa sebanyak 12 kali. Terakhir pada 2 September 2009 berkekuatan 7,8 di wilayah selatan," ungkap Daryono.

Megathrust sendiri adalah daerah pertemuan antar lempeng tektonik Bumi di lokasi zona subduksi. Sementara subduksi yakni tumbukan antara dua atau lebih lempeng tektonik yang salah satunya menghujam ke lempeng di bawah yang lain.

Daryono menerangkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa kali ini merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Diterangkan Daryono, zona subduksi aktif itu bukan cuma menimbulkan gempa bumi, tetapi juga tsunami yang beberapa kali telah menerjang wilayah selatan Pulau Jawa.

"Kalau kita melihat catatan sejarah tsunami, bahwa di selatan Jawa sudah terjadi tsunami sebanyak 8 kali. Tahun 1818, 1840, 1859, 1904, 1921, 1957, 1994 di Banyuwangi dan di Pangandaran tahun 2006. Ini merupakan catatan penting terkait dengan potensi dan bahaya gempa dan tsunami di selatan Yogyakarta dan selatan Jawa pada umumnya," urainya.

Diberitakan sebelumnya, gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Yogyakarta pada Jumat (30/6). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pada pukul 19.57 WIB. Gempa ini tak berpotensi menimbulkan tsunami.

Pusat gempa berada di laut kedalaman 12 kilometer sebelah barat daya Bantul, DI Yogyakarta. Lokasi tepatnya berada di 8.70 Lintang Selatan, 110,06 Bujur Timur. Titik gempa berada 94 kilometer dari Bantul.

Tak hanya itu, sedikitnya 25 gempa susulan terjadi setelah gempa pertama M6,4 di kawasan DIY.

Gempa ini telah menimbulkan setidaknya puluhan titik di DIY. Paling banyak di Gunungkidul. Sementara seorang lansia warga Bantul meninggal dunia karena kaget dan terjatuh dari tempat tidur saat terjadi gempa.

(kum)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK