Melawan Api dan Menanam Kopi di Sudut Hutan Sungai Buluh Jambi

msa | CNN Indonesia
Senin, 03 Jul 2023 09:09 WIB
Warga melindungi Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh dari pembalakan liar hingga kebakaran hutan. Selain itu, mereka pun dapat untung dari menanam kopi.
Ilustrasi kopi. (Foto: Anadolu Agency/Junaidi Hanafiah)

Tanam Kopi dan Pohon Jelutung

Setelah peristiwa besar itu, masyarakat Desa Sinar Wajo yang tergabung dalam Kelompok Girimulyo 'menghidupkan' kembali lahan bekas kebakaran dengan menanam kopi Liberika.

Mereka menanam dengan pola tumpang sari, sehingga tanaman kopi di sana dinaungi pohon pinang dan tanaman lainnya.

"Dulu, pinang yang ditanam oleh warga di sini. Kami mengelola pasca kebakaran. Kami biarkan tumbuh rumput dahulu, dan menunggu kadar asamnya turun. Kurang lebih setahun baru bisa ditanam lagi," ujar Sukadi, Ketua Kelompok Girimulyo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanaman kopi itu tersebar di lahan 20 hektare yang turut diusulkan menjadi area perhutanan sosial. Kata Sukadi, kelompoknya juga menyemai bibit kopi.

"Ada yang dibeli, siap tanam. Ada juga kita semai sendiri," ungkapnya.

Sebagian besar kopi yang telah dipanen, dijual di Tanjung Jabung Barat. Kopi yang masih dibalut kulit alias belum dibuka harganya Rp4.000 per kilogram. Sedangkan kopi yang sudah dibuka dan termasuk bin berkualitas tinggi, harganya mencapai Rp48.000 per kilogram.

Warga Desa Sungai Beras juga membentuk kegiatan ekonomi komunal dengan menanam pohon jelutung rawa. Pohon jelutung sendiri digadang-gadang sebagai tanaman yang ramah secara ekologis di lahan gambut. Walau harga jualnya belum sepadan dengan upaya yang dikerahkan, jelutung yang baru ditanam di desa tersebut sudah menghasilkan getah.

"Ini baru uji coba saja. Berat getah ini sekitar 1 kilogram, tapi harganya murah. Di Pulau Jawa sekitar 10 ribu per kilogramnya. Masih mendorong perluasan pemasaran. Untuk saat ini pemasarannya memang masih terbatas," kata Hamid, Bendahara LPHD Sungai Beras.

Warga Desa Sinar Wajo menanam kopi liberika di lahan bekas kebakaran. (CNN Indonesia/M Sobar Alfahri)Warga Desa Sinar Wajo menanam kopi Liberika di lahan bekas kebakaran.  (Foto: CNN Indonesia/Alfahri)

Sedangkan kelompok masyarakat di Desa Pematang Rahim sejak 2021melakukan budi daya ikan toman, yakni ikan yang dahulunya berlimpah di desa tersebut. Ikan-ikan ini dirawat di dalam 10 unit boks kayu beratap yang diletakan di dalam kanal. Masing-masing boks kayu dapat memuat ikan toman sebanyak 500 ekor.

Ikan toman di sana,biasadiberikan pakan berupa ikan sepat. Namun, belakangan ini ikan sepat sulit diperoleh setelah maraknya aktivitas menangkap ikan dengan caramenyetrum.

"Kendala kami sedikit, cuma pakannya. Kalau normal makannya, ikan itu bisa mencapai dua kilogram selama setahun," tutur Samsudin, ketua kelompok budi daya ikan tersebut.

Samsudin mengatakan kelompoknya tidak bisa memberikan pakan pelet pada ikan toman karena bakal menurunkan kualitas ikan itu. Kendati demikian, pihaknya sedang mempertimbangkan ulat magot untuk dijadikan pakan.

Koordinator Program KKI Warsi Ade Chandra mengatakan bahwa berbagai kegiatan ekonomi komunal tadi dapat mencegah perusakan hutan gambut. KKI Warsi sendiri memberikan dukungan pelindungan dan pengelolaan HLG Sungai Buluh sejak 2021.

"Tingkatkan ekonomi masyarakat. Kalau masyarakat sejahtera, hutan lestari terjaga," ujar Ade.

KKI Warsi intensif mendampingi masyarakat di tiga desa tersebut untuk memperoleh izin perhutanan sosial. Harapannya, masyarakat diberikan akses mengelola hutan gambut secara arif dan berkelanjutan.

"Kami mendorong program perhutanan sosial. Dengan perhutanan sosial itu, masyarakat diberikan edukasi bagaimana pengelolaan yang lestari," tutupnya.

(asa)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER