Kemenkes Minta Pemda Gunungkidul Atur Tradisi Mbrandu Pemicu Antraks

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2023 17:12 WIB
Penyebaran antraks di Gunungkidul. CNN Indonesia/ Tunggul
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemprov DIY menindaklanjuti tradisi Mbrandu yang jadi salah satu pemicu penularan antraks kepada manusia.

Imran mengatakan perlu ada aturan tegas dan edukasi kepada masyarakat setempat terkait tradisi membeli ternak mati milik tetangga sebagai bentuk gotong royong untuk meringankan beban itu.

"Untuk hal ini peran utamanya ada di Pemda. Kami di pusat meminta Pemda lebih aktif dan tegas menegakkan aturan tradisi Mbrandu ini," kata Imran saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (7/7).

Imran menyebut dalam dua hari terakhir, Kemenkes telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan pemkab Gunungkidul beserta stakeholder untuk membicarakan penanganan penyakit zoonosis ini.

Salah satunya adalah edukasi masif kepada masyarakat terkait bahayanya mengkonsumsi hewan ternak yang sakit mendadak hingga mati.

Apalagi spora yang dihasilkan oleh bakteri Bacillus anthracis penyebab penyakit antraks pada hewan ternak maupun manusia ini dapat bertahan lama dan terbang kemana-mana.

Imran selanjutnya menjelaskan spora antraks dapat bertahan lama tanpa memerlukan inang seperti virus ataupun terpengaruh dengan suhu sekitar lantaran penyakit ini bersumber dari bakteri.

"Antraks kan bakteri, tapi istimewanya dia punya spora yang jadi kapsul pelindung, selama dia di alam bebas," ujar Imran.

Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Nanung Danar Dono sebelumnya juga mendorong agar tradisi mbrandu dihentikan selamanya.

Nanung meminta agar seluruh pihak baik pemerintah pusat maupun daerah serta stakeholder terkait memberikan pemahaman kepada masyarakat setempat soal tradisi masyarakat membeli ternak mati milik tetangga sebagai bentuk gotong royong meringankan beban itu.

Ia mengaku tak mempermasalahkan tradisi gotong royong warga melalui mbrandu. Namun ia mengingatkan bahwa memakan bangkai ternak haram hukumnya bagi yang beragama islam.

Nanung selanjutnya mengusulkan agar pemerintah dapat hadir dengan memberikan insentif kepada peternak yang sapinya mati karena penyakit, selain itu, skema asuransi pada ternak juga bisa dilakukan.

(khr/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK