Kemenkes: Stok Obat untuk Warga Suspek Antraks Aman

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2023 10:07 WIB
Kemenkes mengklaim ketersediaan antibioti di pusat juga masih sangat cukup apabila di kemudian hari ditemukan kasus serupa di daerah lain selain DIY.
Ilustrasi obat antraks. (iStockphoto/Hailshadow)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim persediaan obat profilaksis atau antibiotik yang ditujukan kepada warga yang dinyatakan positif terpapar penyakit antraks di Kabupaten Gunungkidul, DIY, masih cukup.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menyebut obat itu juga diberikan kepada mereka yang terindikasi terpapar dengan spora antraks, meski belum menunjukkan gejala klinis.

"Profilaksis diberikan kepada yang ada kontak. Persediaan obat saat ini masih cukup di dinas kesehatan DIY," kata Imran saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (7/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imran juga memastikan ketersediaan antibiotik tersebut di pusat masih sangat cukup apabila di kemudian hari ditemukan kasus serupa di daerah lain selain DIY. Selain itu, saat ini Kemenkes telah menyiagakan seluruh rumah sakit di DIY untuk mewaspadai potensi penularan antraks.

Imran merinci distribusi puskesmas dan RS di Kulonprogo sebanyak 31 unit, kemudian di Sleman 55 unit, Bantul 47 unit, Gunungkidul 40 unit, dan Kota Yogyakarta 44 unit.

"Turut diberikan peningkatan kapasitas surveilans untuk deteksi dini," ujarnya.

Imran selanjutnya menjelaskan sejak 2016-2022 penyakit ini sudah memakan korban di DIY, namun belum tercatat korban meninggal dunia. Namun pada 2023 ini, Kabupaten Gunungkidul mencatatkan tiga kasus kematian akibat antraks.

Ia mengatakan seorang warga yang meninggal suspek antraks. Sementara dua warga lainnya tidak diperiksa, namun diketahui memiliki kontak erat dengan sapi mati penyebab antraks dan menunjukkan gejala positif antraks.

Adapun untuk rincian kasus, pada 2016 dilaporkan 15 kasus antraks pada manusia. Kemudian 2017 menurun menjadi 4 kasus, pada 2018 nol kasus, 2019 naik menjadi 31 kasus, 2020 menurun menjadi 3 kasus, 2021 nol kasus, 2022 ada 23 kasus, dan 2023 ini sementara 9 kasus.

Perihal Pemkab Gunungkidul yang menyebut ada 87 pasien positif terpapar, Imran mengatakan sebagian hanya terindikasi positif berdasarkan pemeriksaan sero survei, sehingga tidak bisa dimasukkan ke dalam data positif antraks.

Hingga kini Pemkab Gunungkidul juga belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk antraks usai penyakit yang disebabkan bakteri itu merebak di Dusun Jati.

(khr/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER