Hasto: Pernyataan Effendi ke Prabowo Sebatas Pujian Tuan Rumah
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyebut apa yang disampaikan politikus PDIP Effendi Simbolon yang kemudian dianggap publik sebagai dukungan terhadap Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto hanya sebuah pujian yang dilontarkan tuan rumah kepada tamunya.
Adapun pernyataan dukungan itu Effendi sampaikan dalam acara Rakernas Marga Simbolon di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/7). Acara itu juga dihadiri Prabowo dalam kapasitasnya sebagai Menteri Pertahanan RI.
"Sebagai tuan rumah dalam pelaksanaan kongres tersebut, rakernas dari keluarga Simbolon sedunia. Nah, di situ sebagai tuan rumah kan memberikan pujian-pujian kepada seluruh tamu yang datang," kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/7).
Hasto menegaskan Effendi selaku anggota Komisi I DPR tetap objektif dalam mengawal mitra yakni, Kemenhan. Hasto menyebut, Effendi juga pernah mengkritik Prabowo usai membeli satu skuadron atau 12 unit jet tempur Mirage 2000-5 dari Qatar dengan biaya USD792 juta atau setara hampir Rp12 triliun (asumsi kurs Rp 14.800 per USD).
Effendi, lanjut Hasto, menganggap pembelian jet tempur itu merupakan sebuah kebijakan yang tidak tepat dan bahkan berpotensi melanggar Undang-undang.
"Nah, tamu yang datang tidak mungkin dikritik di depan umum kan gak mungkin," imbuhnya.
Hasto selanjutnya menyampaikan klarifikasi yang disampaikan Effendi bakal dibawa ke rapat DPP dalam waktu dekat.
Hasto belum bisa menyimpulkan apakah perbuatan Effendi itu melanggar aturan sehingga ada potensi sanksi. Ia hanya menegaskan, nantinya klarifikasi Effendi akan menjadi bahan pertimbangan oleh dewan kehormatan DPP PDIP.
"Ini sudah dilakukan suatu klarifikasi, kami akan melaporkan di dalam rapat DPP," ujar dua.
Adapun dalam konferensi pers itu, Hasto juga didampingi oleh Effendi dan Ketua DPP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun. Effendi sebelumnya tiba di DPP PDIP pukul 12.54 WIB. Dengan demikian, klarifikasi dilakukan sekitar 80 menit.
Dianggap hal biasa
Ketua DPP PDIP Said Abdullah ikut buka suara merespons polemik Effendi Simbolon.
Sebagai kader PDIP, kata Said, Effendi seharusnya tak mengutarakan pendapatnya di ruang publik lantaran partai moncong putih sudah mencalonkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres.
"Pikiran itu harus disampaikan di dalam partai. Akan tetapi, ketika partai memutuskan itulah yang harus diikuti sebagai kader," ujar Said di kompleks parlemen.
Meski begitu, dia menilai apa yang disampaikan Effendi biasa-biasa saja. Namun, menurutnya, ketua Punguan Simbolon dogot Boruna (PSBI) itu harus ikut aturan main di dalam PDIP.
"Saya melihatnya biasa-biasa saja. Katakanlah sebagai kader PDIP mimpi saya sudah berakhir setelah saya masuk partai dan saya mengikuti aturan main partai," tuturnya.
Menurut Said, Effendi tidak bisa mengungkapkan pikirannya terkait Prabowo setelah setuju dengan keputusan PDIP yang sudah mencalonkan Ganjar Pranowo.
"Tidak bisa kemudian saya selaku kader partai setuju dengan apa yang dibuat oleh partai, tapi saya punya pikiran pribadi. Itu, kan, enggak bisa berpartai seperti itu," kata dia.
Akan tetapi, dia mengaku tak bisa menilai soal etika dalam pemikiran yang disampaikan Effendi. Menurutnya, penilaian tersebut akan menjadi tugas badan dewan kehormatan PDIP.
(khr/psr/ain)