Mantan Wakil Bupati Indramayu Lucky Hakim membeberkan pengalamannya saat dulu mengunjungi Pondok Pesantren Al Zaytun. Ia diberikan jas dan peci oleh Panji Gumilang hingga dibuat bingung dengan salam Shalom Alaichem.
Lucky menjelaskan kunjungan pertamanya terjadi pada Jumat 29 Juli 2022, ketika masih menjabat sebagai Wakil Bupati Indramayu. Kala itu, Lucky mengaku dirinya sengaja mengirimkan undangan agar dapat berkunjung ke Ponpes Al Zaytun.
"Mengirimkan surat untuk bersilahturahmi karena ingin melihat di dalam Al Zaytun itu ada apa," ujarnya kepada wartawan, di Gedung Bareskrim Polri, Jumat (14/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setibanya di sana, Lucky mengaku langsung disambut oleh Panji Gumilang. Ia kemudian diajak berkeliling kompleks ponpes tersebut.
Lucky beralasan dirinya memang sengaja ingin melihat langsung seperti apa Ponpes Al Zaytun. Sebab, ia ingin memastikan sendiri kabar kehebohan Al Zaytun yang disebut sebagai Ponpes terbesar se-Indonesia.
Terlebih, kata Lucky, Ponpes Al Zaytun juga tercatat sebagai pembayar tagihan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan listrik terbesar di Indramayu.
"Ternyata ditunjukin tuh, lahannya dipakai untuk bertani, secara modern, secara tersusun, sistemnya lebih baik. Peternakannya ada, dan lain-lain," jelas Lucky.
"Dan saya lihat juga masjidnya besar sekali, daya tampungnya setahu saya bisa sampai puluhan ribu, bahkan lebih besar daripada daya tampungnya daripada Istiqlal," imbuh dia.
Lucky bercerita di lahan tersebut Ponpes Al Zaytun turut memproduksi kapal-kapal laut untuk dijual kepada nelayan. Usaha itu, kata dia, terbilang normal lantaran Indramayu memang merupakan daerah pesisir.
Usai kunjungan itu, Lucky mengaku kembali diundang untuk hadir di acara ulang tahun Panji Gumilang keesokan harinya, 30 Juli 2022. Lantaran tak punya pikiran buruk, Lucky pun mengiyakannya.
"Maka keesokan harinya tanggal 30 Juli saya datang lagi dengan baju kasual, saya pakai kemeja biasa enggak pakai batik, enggak pakai jas," bebernya.
"Tapi saya kaget karena melihat tamunya banyak banget. Mobilnya itu ada ratusan, dan tamunya itu ribuan orang dan pada pakai jas rapih-rapih," sambungnya.
Akhirnya, Lucky pun dipinjamkan jas dan peci oleh pihak Al Zaytun. Ia mengklaim, peci dan jas itu hanya satu-satunya barang yang pernah diterimanya dari Al Zaytun.
Setelah itu, Lucky diajak duduk di dalam masjid. Ia juga diminta untuk memberikan sambutan sebagai Wakil Bupati. Dalam sambutannya, Lucky mengakui sempat mempromosikan pondok pesantren tersebut.
"Saya menyatakan betapa bagusnya pesantren ini karena besar, mewah, megah tapi anak-anaknya pun pada mau nyapu di pinggir jalan pesantren. Berarti mengajarkan ketawadu'an," tuturnya.
"Terus mengajarkan ilmu bukan agama saja tapi ilmu bagaimana bisa menjadi wirausaha. Saya memberikan testimoni-testimoni di situ," sambungnya.
Sebelum acara berakhir, Lucky menyebut baru merasakan keanehan saat giliran Panji Gumilang yang memberikan sambutan.
"Pak Panji memberikan sambutan terakhir kan dan di sini saya mulai merasa ada hal yang berbeda. Setelah Assalamualaikum Pak Panji bilang 'saya akan mengajarkan salam yang bukan Assalamualaikum saja', dalam bentuk bernyanyi," ucapnya.
"Saya bingung itu, saya dulu juga ikut ngaji lah. Ikut TPQ dan lain-lain, baca Iqra, ngaji tapi ini baru pertama saya tahu ada hal yang baru," sambungnya.
Selanjutnya, Lucky mengungkap, Panji baru memberikan sambutan. Tak ada yang aneh dalam isinya. Hanya saja salamnya yang berbeda. Selebihnya, Lucky menganggap aktivitas di pondok pesantren normal.
"Terus Pak Panji ngomong apa yang diomongkan kan gitu sesuai dengan konten saat itu satu Suro, dan itu yang aneh cuma hari itu saja dan kata-kata yang Shalom Aleichem itu," pungkasnya.
Sementara, Panji Gumilang mengakui tempatnya tersebut menggunakan salam berbahasa Ibrani yang berbunyi 'Shalom Aleichem'. Ia pun mempertanyakan letak permasalahan menggunakan salam tersebut di tempatnya.
"Iya memang ada (salam dari bahasa Ibrani), terus apa problem-nya? Kalau kita [pakai] bahasa Inggris enggak apa-apa. [Pakai] bahasa Ibrani [direspons] ramai," kata Panji dalam program Rully Files yang ditayangkan di YouTube CNNIndonesia TV, Senin (10/7).
Ia mengungkapkan alasan bahasa Ibrani menjadi bagian dari kegiatan belajar mengajar di Al Zaytun. Menurutnya, penggunaan bahasa Ibrani menjadi bagian dari proses perkenalan di pesantren tersebut.
"Ya namanya taaruf, untuk saling kenal mengenal. Perkenalan yang paling baik adalah bahasa dan ini untuk anak-anak yang sedang belajar bahasa," ujarnya.
(tfq/isn)