Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bicara soal permintaan maaf dari Raja Belanda Willem-Alexander atas keterlibatan negaranya dalam perbudakan di masa lalu, termasuk di Indonesia.
Menteri Pertahanan itu kemudian bersyukur Belanda sudah menyampaikan permintaan maaf atas perbudakan. Ia meminta rakyat tidak dendam terhadap Belanda atas penjajahan Indonesia. Ia juga tidak mengajak untuk membenci Belanda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah sekarang pemimpin-pemimpin Belanda sadar apa yang mereka lakukan terhadap bangsa kita. Raja minta maaf, lumayan minta maaf. Kekayaan sudah diambil, dia minta maaf,"ungkap Prabowo dalam acara Konsolidasi Akbar Wilayah Jakarta Timur, Minggu (16/7).
"Dan mereka dua hari yang lalu mereka mau kembalikan harta-harta, artefak-artefak yang bernilai sangat tinggi, yang dirampas, dirampok dari istana raja-raja kita," tuturnya menambahkan.
Mulanya, Prabowo menceritakan pengalaman dirinya saat masih muda ketika mengunjungi kolam renang di kawasan Manggarai. Dalam kolam renang itu terdapat satu prasasti tertulis 'honden en irlander forbodden', yang artinya anjing dan pribumi dilarang.
"Tahun 78 saya masuk, saya lihat di dinding, ini adalah kolam bekas Belanda ada satu prasasti tertutup lumut, saya tertarik apa di prasasti itu. Saya kaget di situ ada kata-kata dalam bahasa Belanda 'honden en irlander forbodden' artinya anjing dan pribumi dilarang," katanya.
"Kita-kita ini enggak boleh masuk kolam zaman Belanda karena kita lebih rendah dari anjing. Honden dulu baru irlanden, saya saksi, saya lihat kok dianggap rendah," ujar dia, menambahkan.
Sebelumnya, Raja Belanda Willem-Alexander menyampaikan permintaan maaf atas keterlibatan negara itu dalam perbudakan di masa lalu yang dampaknya masih terasa hingga sekarang.
Raja Belanda mengucapkannya dalam upacara peringatan 160 tahun penghapusan perbudakan secara hukum.
"Pada hari ini di mana kita mengenang sejarah perbudakan Belanda, saya meminta maaf atas kejahatan melawan kemanusiaan ini," kata Willem, Sabtu (1/7) seperti dikutip dari Reuters.
Pada Februari 2022, mantan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte juga menyampaikan permintaan maaf atas penjajahan dan perbudakan Belanda di Indonesia di masa lalu. Maaf diucapkan usai tim peneliti mengungkap kekerasan yang dilakukan Belanda saat mengkolonisasi Indonesia.
"Atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu," kata Perdana Menteri Mark Rutte dalam konferensi pers pada 18 Februari 2022.
"Kami juga meminta maaf kepada semua orang yang tinggal di Belanda yang harus hidup dengan konsekuensi perang kolonial di Indonesia, termasuk para veteran perang yang berperilaku baik," sambungnya.
Selang setahun kemudian, tepatnya 14 Juni 2023, Rutte menyatakan bahwa Pemerintah Belanda telah mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Raja Belanda juga sudah mengakui hal itu.
"Belanda mengakui 'sepenuhnya dan tanpa syarat' bahwa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945," ujar Perdana Menteri Mark Rutte, Rabu (14/6) dikutip AD.nl.
Dia melakukan hal yang sama seperti Menteri Luar Negeri Belanda, Bernard Rudolf Bot pada 2005 silam.
(dmi/pta)