Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut ada kemunduran dalam demokrasi di Indonesia.
Salah satu bentuk kemunduran yang dimaksud adalah kebebasan berbicara.
"Freedom is not free. Banyak yang takut bicara sekarang. Berbagai kalangan mengatakan, bukan hanya aktivis, mahasiswa, tapi juga ASN, TNI, Polri, guru, termasuk ulama, takut bicara," kata AHY dalam acara Fisipol Leadership Forum di UGM, Sleman, Yogyakarta, Kamis (20/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut AHY, mereka yang ingin bersuara takut menjadi sasaran kriminalisasi maupun peretasan.
"Takut nggak naik pangkat, nanti kariernya sulit, dan lain sebagainya," sambungnya.
Dia mengaku mendengar keluhan-keluhan akan ancaman kebebasan berbicara saat safari ke daerah-daerah seperti Deli Serdang, Palu, dan Banjarmasin.
"Kebebasan itu oksigen, freedom of speech itu dianggap sebagai oksigen dari demokrasi. Begitu itu dibungkam, ditiadakan, maka dengan sendirinya, demokrasi akan punah. Di sinilah kita harus mengembalikan situasi agar tidak ada lagi yang takut untuk bicara di negeri sendiri. Kalau bukan kita yang memberikan kritik, masukan, aspirasi, dan harapan, siapa lagi," ungkapnya.
Berkaca pada survei indikator, AHY menyebut 62,9 persen masyarakat di berbagai daerah sebagai responden mengaku takut bicara kritis.
AHY juga menyebut laporan dari Amnesty International tahun 2022 berjudul 'The Decline of Civil Liberties in Indonesia' merekam kejadian serangan digital maupun fisik berupa penangkapan terhadap 800 orang lebih.
Mereka terdiri dari aktivis, mahasiswa, demonstran, jurnalis, hingga politikus. Tak sedikit pula dari mereka yang kemudian menjadi sasaran doxing.
(kum/dzu)