Bendung Katulampa Surut, Warga Bogor Mulai Susah Dapat Air Bersih

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jul 2023 18:26 WIB
Seorang warga Bogor di sekitar Bendung Katulampa, Ujang mengatakan untuk mengumpulkan air sebanyak dua ember membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.
Ujang (57), seorang warga sekitar Bendung Katulampa, Bogor mulai kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih buntut surutnya debit air Sungai Ciliwung beberapa waktu terakhir. (CNN Indonesia/ Muhammad Naufal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ujang (57), seorang warga sekitar Bendung Katulampa, Bogor mulai kesulitan memenuhi kebutuhan air bersih buntut surutnya debit air Sungai Ciliwung beberapa waktu terakhir.

Ujang menyebut kucuran air yang keluar dari sumur sangatlah kecil, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mengumpulkannya.

"Sekitar tiga minggu kurang lebih, kering banget sih enggak, cuma lama aja gitu," kata dia ketika ditemui CNNIndonesia.com di Katulampa, Selasa (25/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam memenuhi kebutuhan air bersih, Ujang memilih mengambilnya dari sumur dan menggunakan mesin jet pump. Ia enggan beralih ke layanan PDAM.

Ujang menjelaskan untuk mengumpulkan air sebanyak dua ember saja membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.

"Kemarau gini kan air tuh kecil banget, kadang-kadang susah. Jadi sebelum kita mandi tuh harus nyalain dulu air, nyalain mesin sekitar sejam lah kurang lebih" ujarnya.

Ujang menyatakan sepanjang tahun ini, baru kali ini ketinggian air di Bendung Katulampa surut seperti hari ini. Ia khawatir jika hujan tak kunjung turun, kebutuhannya dalam memenuhi air bersih jadi lebih sukar.

"Bapak juga khawatirnya gitu, seminggu lagi aja udah, kekeringan," ucap dia.

Ujang berharap hujan akan segera turun, sehingga ketakutannya itu pun tak jadi kenyataan. Pada saat kekeringan beberapa tahun lalu, warga sekitar saling bahu-membahu dalam memenuhi kebutuhan air bersih.

Mereka yang masih memiliki stok air berlebih memberikan ke tetangganya yang kekurangan.

"Kalau sama tetangga kadang-kadang ada yang ngasih nawarin yang masih banyak. Kan enggak sama semua, hari ini kering semua. Enggak, kadang-kadang ada yang subuh, ada yang kering sama sekali ada," katanya.

Sementara warga lainnya, Jamsinah (63) mengaku tak terdampak terhadap surutnya tinggi muka air Sungai Ciliwung.

Meski demikian, ia menyebut kualitas air di rumahnya turut menurun. Air yang diambil dari mata air di depan rumah tidak bisa untuk dikonsumsi.

"Enggak bisa dipakai masak, pas enggak dimasukkin ke dalam teko, kenapa air teh berminyak terus bawahnya ada pasir-pasir," ujar Jamsinah.

Petugas Bendung Katulampa, Subhan menjelaskan surutnya ketinggian air di Bendung Katulampa disebabkan karena minimnya intensitas hujan di wilayah Puncak, Jawa Barat.

Ia menyebut kondisi ini sudah berjalan hampir satu bulan sejak akhir Juni lalu. Menurutnya, sejak itu ketinggian air di sana berangsur surut.

"Lagi surut karena di sekitar Puncak enggak ada hujan ya, jadi ke sininya jadi surut enggak ada air," kata Subhan.

Subhan pun menyampaikan, tidak ada yang bisa memastikan kapan ketinggian air akan kembali naik. Ia menyebut hal itu sangatlah bergantung pada kondisi cuaca di wilayah Puncak.

"Kalau di sekitar Puncak hujan, pasti air ada," ujarnya.

CNNIndonesia.com mengunjungi langsung Bendung Katulampa pada Selasa (25/7) siang. Nampak air di bagian bawah Bendung Katulampa surut. Bebatuan besar dan dasar sungai dapat terlihat dengan jelas.

Hanya sedikit genangan air di antara bebatuan. Nampak pula sejumlah sampah plastik yang tersangkut di bebatuan. Limpasan dan pintu air Bendung Katulampa juga kering, tidak ada sedikit pun air yang mengalir dari bagian atas ke bawah bendung.

Indikator tinggi muka air di Bendung juga sama sekali tak tersentuh aliran sungai. Batas normal TMA yang berwarna hijau di paling bawah nampak kering tak dilintasi air.

(mnf/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER