Ishadi SK Luncurkan Biografi 'Broadcaster Empat Zaman' Hari Ini

CNN Indonesia
Rabu, 26 Jul 2023 09:21 WIB
Jurnalis senior Ishadi SK meluncurkan buku biografi 'Broadcaster Empat Zaman pada Rabu (26/7) ini. (Detikcom/Kanavino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jurnalis kawakan Ishadi SK (Soetopo Kartosapoetro) akan meluncurkan biografinya yang bertajuk 'Broadcaster Empat Zaman' pada Rabu (26/7/2023) siang ini.

Buku yang ditulis wartawan senior Jimmy Stephanus Harianto itu diterbitkan dalam rangka ulang tahun ke-80 pria yang kini menjabat Komisaris Transmedia tersebut pada 30 April lalu.

Sejumlah tokoh, seperti mantan Menteri BUMN Tanri Abeng dan Dahlan Iskan, Budayawan Emha Ainun Nadjib dan Butet Kartaredjasa, Desi Anwar, dan Najwa Shihab juga memberikan testimoni dalam buku itu.

Ishadi memulai kariernya di TVRI sebagai reporter berita begitu lulus dari Fisip UI pada 1967. Dia tak cuma mewawancarai banyak tokoh penting di masanya, tapi juga melahirkan program-program siaran bermutu. Nama Ishadi mulai diperhitungkan dan disegani ketika menjalani "masa hukuman" dengan kreatifitas yang cemerlang.

Pada 1985 - 1987, lelaki kelahiran Majene 30 April 1947 dimutasi dari TVRI pusat Jakarta untuk memimpin Stasiun TVRI di Jogjakarta. Bila sebelumnya kinerja stasiun ini tergolong buruk dan tak diperhitungkan, dalam tempo dua tahun Ishadi membaliknya 180 derajat.

Kemampuannya bergaul dan sikapnya yang rendah hati membuat dia tak sungkan untuk meminta masukan dan kritik dari para budayawan, seniman, akademisi, dan kawula muda di Jogjakarta.

Ishadi sowan kepada pelukis Affandi, intelektual Umar Kayam, hingga Bagong Kussudiardja. Hasilnya kemudian lahir program-program yang terkait kesenian tradisional yang digemari masyarakat Jogja. Juga program berkelas lainnya seperti "Profil Budayawan", "Khazanah Dunia Pustaka", dan program khusus anak-anak muda seperti "Tanah Merdeka".

"Hal paling penting yang dilakukan Ishadi SK adalah menghancurkan citra feodalistik TVRI," kata seniman dan mantan wartawan Butet Kartaredjasa dalam buku ini.

Pandangan senada disampaikan Budayawan Emha Ainun Nadjib. Kalau ada orang yang paling berjasa pada televisi Indonesia sebagai entitas yang lengkap, bukan sebagai industry, kata dia, orang itu adalah Ishadi SK. "Dia panembahannya televise Indonesia," tegas Emha.

Televisi bagi Ishadi bukan industry tapi sebagai media silaturahmi. Setiap program yang ditayangkan punya nilai kebudayaan untuk perbaikan kemanusiaan. "Bukan hanya soal payu (laku) dan ora payu (tak laku)," imbuhnya.

Tak heran bila hingga kini, kata wartawan senior Suryopratomo, Ishadi sangat dihormati oleh kalangan dunia pertelevisian. "Bukan karena senioritasnya, tapi lebih karena karya-karyanya di industri televisi," tegasnya.

Selepas dari TVRI, Ishadi SK yang mendapatkan gelar Master of Science dari Ohio University, AS berkarir di Televisi Pendidikan Indonesia milik Siti Hardiyanti Rukmana (Mba Tutut).

Di awal reformasi, dia bersama pengusaha Chairul Tanjung (CT) membangun Trans TV. Bahkan kini, televisi yang dikelola Ishadi dan CT sudah bertambah dengan Trans7, CNN dan CNBC.

(vws)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK