Airlangga dan Para Elite Beringin di Pusaran Kursi Ketum Golkar
Internal Partai Golkar kini tengah bergejolak. Kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto digoyang melalui isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Isu itu bermula usai sejumlah tokoh senior Golkar menggelar konferensi pers mendesak Munaslub untuk menggantikan Airlangga.
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam menyebutkan sejumlah nama yang dianggap mampu menggantikan Airlangga.
Dua nama di antaranya ialah, Ketua Dewan Penasihat Golkar Luhut Binsar Pandjaitan dan Wakil Ketua Umum Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet).
Selain nama yang disebutkan Ridwan, muncul pula nama Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang telah mengisyaratkan siap diusung menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar, asalkan lewat mekanisme yang jelas sesuai organisasi.
Bahlil berpendapat Golkar tengah butuh uluran tangan para kader, mengingat banyak suara dari perwakilan daerah yang menyebut Golkar butuh perbaikan.
Ia pun turut menyinggung elektabilitas Golkar yang ia nilai kian menurun di hasil survei.
"Sudah lampu kuning. Dari 2 digit menjadi 1 digit, 6 persen pula. Padahal, dulu dalam survei (2019) itu 10 persen, tapi dapat 13 persen," ujar Bahlil saat menemui pemimpin media massa, Sabtu (22/7).
Lantas Bahlil membandingkan itu dengan elektabilitas PDIP dan Gerindra sebagai sesama partai pendukung pemerintahan Presiden Jokowi. Bahlil menyebut elektabilitas kedua partai itu cenderung naik, namun tidak bagi Golkar.
Ia menilai ada yang salah dengan manajemen Partai Golkar. Menurutnya, salah satu alasan elektabilitas itu turun lantaran Airlangga Hartarto tak turun ke lapangan.
"Dalam pandangan teman-teman yang menyampaikan ke saya memang demikian (Airlangga kurang turun ke lapangan). Kalau dia turun, enggak begini hasilnya Golkar. Ini, kan, miris juga," kata dia.
Apabila dibandingkan dengan hasil perolehan suara Golkar di dua pemilu terakhir, Pemilu 2014 dan 2019. Elektabilitas Golkar di hasil survei belakangan mengalami penurunan.
Mengacu pada beberapa hasil survei terakhir, elektabilitas Golkar berada di bawah 10 persen.
Hasil survei Litbang Kompas Mei 2023 menyatakan elektabilitas Golkar sebesar 7,3 persen, Indikator Politik Indonesia Juni 2023 sebesar 9,2 persen, dan hasil survei Lembaga Survei Indonesia Juli 2023 menunjukkan 6,0 persen.
Sementara pada Pemilu 2014, Golkar tampil sebagai runner up dengan perolehan 18.432.312 suara (14,75 persen). Mengamankan 91 kursi anggota DPR.
Golkar hanya kalah dari PDIP selaku pengusung utama Jokowi-JK dengan 23.681.471 suara (18,95 persen) dan 109 kursi DPR RI.
Memasuki Pemilu 2019, perolehan suara Golkar menurun. Golkar turun ke posisi tiga, di bawah PDIP dan Gerindra.
Meski begitu, perolehan suara mereka masih tetap di atas 10 persen. Golkar berhasil mendulang 17.229.789 suara (12,31 persen) dan 85 kursi.
Selain Bahlil, Luhut juga menyatakan kesiapannya jadi Ketum Golkar asalkan mendapatkan dukungan dari kader.
Luhut menjawab pertanyaan wartawan: Pak Luhut siap menjadi ketua umum Golkar kalau banyak kader yang mendukung?
"Kalau didukung mau," jelas Luhut, saat ditemui di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-Kura Bali, di Denpasar Selatan, Selasa (25/7).
Meski demikian, ia menilai, kepemimpinan Airlangga Hartarto saat ini cukup bagus.
Luhut mengaku tidak punya masalah dengan Airlangga Hartarto. Oleh karenanya, ia pun menyerahkan sepenuhnya dinamika di internal Golkar sesuai mekanisme partai.
"Airlangga itu teman baik saya. Saya tidak ada masalah. Soal itu tadi (dukungan ke saya) biarin saja mekanisme mereka jalan, saya sih menunggu saja. Tidak ada kepentingan di situ," katanya.
Berlainan dengan Bahlil dan Luhut, sementara Bamsoet hanya merespons irit isu Munaslub.
Ia menyebut hal itu merupakan domain ketua umum seraya menyatakan Munas baru akan digelar tahun depan.
"Ah itu (Munaslub) adalah domain Ketua Umum, saya hanya Wakil Ketua Umum," kata Bamsoet saat ditemui di Perpusnas, Jakarta Pusat, Selasa (25/7).
"Tahun depan jadwal Munas," sambung pria yang juga dikenal sebagai Ketua MPR itu.
Airlangga juga telah merespons isu itu. Ia menekankan internal Golkar kini solid.
Airlangga menyebut Munaslub tidak akan digelar seraya mengimbau ke para pihak yang berambisi menduduki posisi ketum agar bertarung di Munas 2024 mendatang.
"Ya itu tadi saya katakan, kan tidak ada (Munaslub). Munas 2024, silakan kalau berminat jadi Ketua Umum Golkar, di 2024," kata Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/7).
(mnf/isn)