Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri buka suara soal dugaan teror karangan bunga yang diberikan untuk para pejabat lembaga antirasuah.
Firli memastikan karangan bunga tersebut betul-betul ada dan dikirimkan kepada pejabat pimpinan dan struktur KPK. Menurut Firli, pengirim karangan bunga tersebut harus didalami pihak kepolisian.
"Itu kami tidak bisa (kami bantah), kan, memang ada. Tapi yang bisa kami pastikan pengirim bunga itu adalah toko bunga. Nanti untuk siapa yang mengirim sesungguhnya harus kita dalami. Kami sudah sampaikan kepada Kapolri," kata dia di Mabes TNI, Senin (31/7).
Firli menegaskan bahwa Kapolri Jenderal Listyo Sigit memiliki tanggung jawab untuk mengusut dan mencari tahu siapa dalang teror karangan bunga di lembaga antirasuah.
"Ada kiriman bunga kami sampaikan kepada kapolri. Karena itu bentuk adalah tanggung jawab kapolri untuk mengungkap siapa yang menyuruh, mengirim, dari mana bunga itu dikirim, kapan dibuat, dan siapa pengirim. Itu tugas kapolri," ucapnya.
Firli lantas melontar guyon dengan mengatakan pengirim karangan bunga itu adalah florist alias toko bunga.
"Terkait dengan karangan bunga yang pasti harus bisa kita jawab. Yang mengirimkan bunga itu adalah florist toko bunga jadi tidak ada pihak lain yang mengirim kecuali toko bunga," ujar Firli.
Ia mengaku tidak tahu apa maksud pengirim dalam menyampaikan karangan bunga tersebut. Firli menilai karangan bunga itu bisa dimaknai secara luas.
"Tentu ini kita tidak tahu makna dari pada itu. Karena bunga ini kalau dikirim bisa karena berduka, ada orang meninggal, bisa juga ada orang sakit, karena bahagia, dan memberikan tanda cintanya. Jadi, kita tidak tahu," tuturnya.
Terpisah, hal senada disampaikan Wakil Ketua Alexander Marwata.
"Terkait karangan bunga, ya saya berterima kasih mendapat dukungan. Karena ucapannya kan 'Selamat atas keberhasilan Bapak Alexander Marwata memasuki perkarangan tetangga', itu kan dukungan kan. Selamat kok. Tujuannya kan selamat, itu kan dukungan untuk upaya-upaya pimpinan, yang kebetulan ditujukan (ke) saya, saya mewakili pimpinan," ujar Alex dalam jumpa pers di kantornya.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengaku mendapatkan teror berupa pesan WhatsApp dan karangan bunga.
Ghufron meminta publik paham soal situasi KPK saat ini yang tengah dilanda upaya pembunuhan karakter. Dia pun menyebut, ancaman mulai terjadi sejak Jumat (28/7) malam.
"Ketika kami dalam beberapa hari ini sedang banyak mendapat tantangan dan ancaman atau teror nyawa dan kekerasan, yang disampaikan ke WA maupun karangan bunga yang dikirim ke rumah rumah struktural dan pimpinan KPK karena memberantas korupsi," kata Ghufron dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/7).
(psr/pop/ain)