TN Ujung Kulon Ungkap Dugaan Perburuan Badak Cula Satu

Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) mengungkap adanya dugaan perburuan badak Jawa atau badak bercula satu.

Balai TNUK pun berkoordinasi dengan polisi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk menyelidiki dugaan perburuan badak di hutan lindung di Kabupaten Pandeglang, Banten, itu.

"Dapat saya sampaikan saat ini memang Taman Nasional Ujung Kulon sedang dalam kondisi tidak baik-baik saja. Karena diindikasikan adanya perburuan di kawasan TNUK, khususnya badak Jawa," ujar Humas Balai TNUK Andri Firmansyah dalam keterangannya, Jumat (4/8).

Lihat Juga : Warga Dairi Sumut Menang Gugatan Lawan Pemerintah soal Izin Tambang

Andri menerangkan mulanya Balai TNUK mendapatkan laporan ada 15 badak bercula satu yang hilang dari habitatnya di Ujung Kulon. Namun, saat ini tim dari Polda Banten dan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum KLHK yang diturunkan ke lokasi belum bisa memastikan soal perburuan di TNUK.

Di lain sisi, kata Andri, petugas mendapati sejumlah kamera yang berfungsi memantau pergerakan hewan dan manusia hilang.

"Karena ini permasalahan bukan dari soal badak saja, tapi ada indikasi pencurian kamera dan segala macam. Kalau masalah perburuan di tahun-tahun ke belakang itu tidak terindikasi, jadi memang ini baru sekarang," kata dia.

Andri pun belum bisa mengonfirmasi soal informasi adanya tiga orang dengan barang bukti berupa cula dan gigi yang ditangkap Polda Banten. Ia juga mengaku belum tahu soal barang bukti senjata api yang diduga jadi alat perburuan badak bercula satu.

Lihat Juga : LSM Tolak Kawasan Hutan Kaltim Dilepas: Pro Korporasi, Badak Punah

Ia hanya menegaskan operasi penyelidikan dugaan perburuan badak cula satu di TNUK dilakukan secara tertutup.

"Saya kurang tahu kalau masalah (penyelidikan) dari kapan sampai kapan, karena ini operasi tertutup ya, jadi kami pun tidak tahu. Yang kita tahu, tiga orang yang ditangkap itu kaitannya dengan kepemilikan senjata bedil locok," katanya.