Prosedur Baru Pasien Covid, Ditangani Seperti Penyakit Menular Biasa

CNN Indonesia
Selasa, 08 Agu 2023 12:13 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy menyatakan penanganan pasien Covid-19 varian baru seperti penyakit menular biasa dan ditanggung BPJS Kesehatan.
Pemerintah menyatakan penanganan pasien Covid-19 ke depan akan ditangani layaknya pasien dengan penyakit menular biasa. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menegaskan prosedur penanganan pasien Covid-19 varian baru ke depannya akan ditangani seperti penyakit menular biasa.

"Karena kan pengalaman kemarin, Covid ini kalau nanti ada varian baru itu prosedurnya penyakit menular biasa," kata Muhadjir di ASEAN Secretariat, Jakarta, Selasa (8/8).

Muhadjir menjelaskan kini sebagian besar rumah sakit sudah memiliki ruangan khusus untuk kejadian penyakit infeksius. Menurutnya, rumah sakit sudah membenahi diri dari pengalaman pandemi Covid-19 untuk menyiapkan ruangan khusus penyakit menular.

"Sekarang ini saya kira 90 persen rumah sakit yang dulu tidak ada fasilitas khusus untuk menangani penyakit infeksi termasuk Covid itu juga, termasuk peralatannya," kata dia.

Selain itu, Muhadjir mengatakan pembiayaan penanganan pasien Covid-19 bisa ditanggung BPJS Kesehatan. Ia menyinggung sekarang pemerintah tak menyiapkan lagi anggaran untuk penanganan Covid-19.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membubarkan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) usai diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 48 Tahun 2023. Masa penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia pun dinyatakan berakhir.

"Jadi ada BPJS, kemudian untuk perawatan juga ada prosedurnya," kata Muhadjir.

Belakangan ini muncul varian baru virus corona varian Eris yang memicu lonjakan kasus penularan di Inggris.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan varian Eris merupakan satu dari tujuh kasus Covid-19 terbaru di negara itu. Varian ini berasal dari Omicron dan telah menyebabkan kasus melonjak hingga 200 ribu pada Juli.

(rzr/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER