Wakil Kepala Satgas Pencegahan Korupsi Polri Novel Baswedan meyakini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak akan menggandeng Polri untuk menangkap Harun Masiku.
"Setahu saya, KPK itu memang ada DPO tapi tidak pernah menggandeng Polri," kata Novel di Kampus Unhas Makassar, Kamis (10/8)
Mantan penyidik senior KPK itu menyebut Lembaga Antirasuah tidak pernah serius menangani kasus suap yang menyeret nama Harun Masiku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kasusnya Harun Masiku ini, saya melihat sejak awal penanganannya dilakukan tidak bersungguh-sungguh, contohnya ketika dilakukan penangkapan waktu itu kan, tidak didukung juga penangkapan dengan benar sehingga Harun Masiku kabur," ungkapnya.
Lihat Juga : |
"Hingga 3 tahun setengah tidak tertangkap, logikanya kasusnya kecil, kenapa kecil nilai suapnya bukan besar. Bahkan penerima suap itu ancaman hukumannya bukan 20 tahun atau seumur hidup hanya enam tahun. Sedangkan Harun Masiku itu ancaman hukumannya hanya lima tahun," imbuhya.
Novel mengaku heran sampai saat ini KPK tidak mampu untuk menangkap buronan Harun Masiku.
"Saya melihat (buronan) kabur sampai lama itu agak aneh gitu dan KPK yang tidak bersungguh-sungguh mencari itu aneh," tuturnya.
Novel mengkritisi kinerja KPK di bawah pimpinan Firli Bahuri yang belum mampu menangkap Harun Masiku. Menurut Novel, Firli harus bekerja bersungguh-sungguh untuk mencari dan menangkap buronan, Harun Masiku.
"Saya menyakini begitu, karena fakta persidangan disebutkan ada petinggi partai politik yang terlibat. Terlepas apa pun pimpinan KPK harus bekerja benar dan saya menyampaikan itu karena saya banyak mengetahui praktik-praktik korupsi yang dilakukan pimpinan KPK. Makanya, peran serta masyarakat sebagai warga negara boleh dong mengkritisi jangan sampai dibiarin. Dan jangan sampai dibiarin maka akan begitu terus," pungkasnya.
CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Firli Bahuri untuk meminta tanggapan terkait penyataan Novel, namun belum mendapat respons.
(mir/isn)