Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana menilai Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bakal sulit menentukan sosok bakal calon wakil presiden pendampingnya usai Golkar dan PAN merapat dalam koalisi.
Aditya menyebut Golkar dan PAN tentu akan menyodorkan kandidatnya masing-masing, seperti Airlangga Hartarto atau Ridwan Kamil serta Erick Thohir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal ini tentunya makin menguatkan bertambahnya cawapres yang akan didorong dua partai, yakni Erick Thohir (PAN) dan Airlangga Hartarto atau Ridwan Kamil (Golkar)," kata Aditya melalui pesan tertulis, Minggu (13/8).
Aditya menyebut PKB, partai pertama yang berkoalisi dengan Gerindra, juga ngotot menawarkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk menjadi pendamping Prabowo.
"Ada potensi cawapres di sisi koalisi Prabowo, yaitu Gus Imin, Erick Thohir, Airlangga Hartarto atau Ridwan Kamil yang semuanya tentu tidak mudah diputuskan dalam koalisi," ujarnya.
Golkar dan PAN resmi mendukung Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024. Dengan demikian total empat partai pemilik suara di parlemen yang mendukung Prabowo.
Keempat partai itu juga telah resmi menandatangani kerja sama politik di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta, Minggu (13/8). Acara ini dihadiri ketua umum masing-masing partai politik.
"Pembicaraan tentang cawapres kita sudah sepakat bahwa kita akan terus berdiskusi musyawarah untuk mencari calon yang terbaik yang bisa diterima oleh keempat partai ini," kata Prabowo dalam jumpa pers di Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok), Jakarta, Minggu (13/8).
"Bahwa setelah bergabung, tentunya kita akan menganggap bahwa semua partai yang sekarang dalam koalisi politik ini, kerja sama politik ini adalah sahabat, saudara yang satu bagian, satu tim. Kita akan selesaikan masalah itu sebagai satu tim," ujarnya.
Soal pembahasan lebih lanjut terkait cawapres juga ditegaskan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Dalam kesempatan itu, Airlangga sempat menyinggung soal naskah proklamasi yang sederhana.
"Dan juga terkait dengan tadi sudah sampaikan oleh bapak Prabowo bahwa hal lain akan dibicarakan secara bersama-sama berempat. Jadi yang strategis demikian. Dan juga karena naskah proklamasi sederhana, dilanjuti dengan naskah kita berempat yang juga simpel tapi dalam," kata Airlangga.