Kepolisian membantah gas air mata ditembakkan oleh petugas untuk menyasar warga Dago Elos saat kericuhan pecah di Bandung, Senin (14/8) malam.
Kapolretabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengklaim personelnya menembakkan gas air mata itu untuk membubarkan sekelompok orang yang memicu keonaran dengan melempar batu.
"Kami ingin membubarkan kelompok anarkis itu, bukan untuk menyerang warga," kata Budi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi pun menjelaskan kronologi versinya mengapa hingga terjadi kerusuhan di Dago Elos.
Budi menyebut awalnya warga melakukan blokade jalan di terminal Dago usai merasa laporan mereka terkait urusan sengketa lahan ditolak oleh polrestabes.
Namun, Budi membantah pihaknya menolak laporan warga. Dia mengklaim kepolisian menerima warga dengan baik. Dia menyarankan warga untuk melengkapi dengan alat bukti atas dugaan tindak pidana yang dilaporkan.
"Polrestabes sudah menerima laporan hanya perlu menyerahkan alat-alat bukti yang perlu dilengkapi. Nah mungkin karena penyampaian," kata Budi.
Budi menduga kuasa hukum tak detail menjelaskan kepada warga. Sehingga, kata Budi, terjadi kesalahpahaman.
"Mungkin penyampaian kepada keluarga dari pihak pengacara kurang sehingga disampaikan kepada keluarga bahwa polisi menolak laporan," ujarnya.
Atas kesalahpahaman itu, kata Budi, warga pun melakukan aksi protes dengan memblokade jalan di terminal Dago pada Senin (14/8) malam. Budi menyebut pemblokiran terjadi sejak pukul 21.00 hingga 23.00 WIB.
Dia mengaku kepolisian sudah melakukan tindakan persuasif. Dia juga menyampaikan kepolisian bersedia melakukan negosiasi dengan warga.
"Mereka memblokir jalan dari jam 9 malam sampai jam 11. Kita sudah persuasif, sudah negosiasi, karena ini pemblokiran dan pembakaran ban ini dua arus kendaraan," ucapnya.
Namun, kata Budi, warga meminta waktu untuk rapat. Selama rapat berlangsung, muncullah sekelompok orang membuat situasi tidak kondusif.
"Ketika mereka [warga] rapat terjadi pelemparan pelemparan pada suatu kelompok yang ingin mengacaukan situasi," ujarnya.
Budi menyebut salah satu personel kepolisian terkena lemparan batu dari kelompok yang dianggap pengacau itu. Oleh sebab itu, kata Budi, salah satu personel kepolisian berinisiatif sendiri menembakkan gas air mata demi menghentikan aksi tersebut.
Budi menyebut beberapa orang yang melakukan keonaran itu bukan berasal dari warga yang protes. Dia mengatakan penembakan gas air mata itu hanya diarahkan ke beberapa orang tersebut.
"Terjadi pelemparan pelemparan pada suatu kelompok yang ingin mengacaukan situasi. Anggota kita kena, nah dari situ terjadilah untuk menjaga situasi ada pendorongan hingga anggota melepaskan gas air mata," jelasnya.
Budi mengatakan pihaknya telah mengamankan kelompok yang disebutnya pembuat onar dalam aksi warga Dago Elos itu.
"Kami sudah amankan 7 orang di Polrestabes, itu juga mereka bukan warga yang memprovokasi. Bukan warga sekitar Dago yang diamankan, jadi warga luar semua, yang melakukan perusakan dan pelemparan," ucap dia.
(yla/gil)