Wakil Ketua Umum Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengatakan pihaknya tak butuh buzzer atau pendengung untuk menghalau serangan kampanye hitam (black campaign) hingga hoaks ke Prabowo Subianto di media sosial selama Pilpres 2024.
Sara mengatakan organisasi sayap Partai Gerindra, PAN, PKB dan Golkar yang berisikan anak muda punya kekuatan untuk berkampanye di media sosial. Menurutnya, Barisan Muda PAN mengaku memiliki sekitar 50 ribu anggota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya yakin kita punya pasukan masing-masing, ini justru menunjukkan kita enggak perlu buzzer bayaran, kita punya pasukan yang malah real anak muda organik real yang peduli dengan masa depan bangsa ini dan negara ini akan dibawa ke mana," kata perempuan yang akrab disapa Sara itu di kawasan Blok M, Jakarta, Rabu (16/8).
Sara menyadari kampanye hitam jelang Pilpres sudah biasa terjadi. Terlebih, ia mengatakan pengguna media sosial di Indonesia yang tergolong besar di dunia.
Oleh karena itu, kata Sara, proses pendidikan politik di media sosial melalui kader-kader muda di PAN, Golkar, Gerindra dan PKB bisa dimaksimalkan untuk menghalau pelbagai serangan tersebut.
"Nah ini saya yakin dengan kekuatan seperti ini mau itu hoaks atau segala macem dengan kekuatan seperti denhan pendidikan politik yang dijalankan dengan baik ini bisa menjadi tameng yang luar biasa untuk memastikan anak muda punya berpikir kritis," katanya.
Di sisi lain, Sara menilai anak-anak muda menjadi kunci di Pilpres 2024 mendatang. Ia menilai anak-anak muda sudah tak lagi menyukai gara-gara berpolitik secara konfrontatif. Baginya, anak muda saat ini ingin suasana politik yang bicara adu gagasan dan ide satu sama lain.
"Gen Z enggak menyukai politik konfrontatif yang hanya debat kusir, mereka menginginkan pemilu yang bicara gagasan," kata dia.
Saat ini Prabowo telah didukung oleh lima partai politik yakni Gerindra, PKB, PBB, Golkar, dan PAN.
Golkar dan PAN menjadi dua partai baru mendukung Prabowo setelah PBB dan PKB. Keduanya baru saja menggelar deklarasi dukungan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat, pada Minggu (13/8) lalu.
(rzr/fra)