Polda Jawa Timur membantah pernyataan Wakil Ketua Komisi III DPR dari NasDem Ahmad Sahroni soal dugaan permainan penangkapan jaringan sabu 100 kilogram.
"Apa yang disampaikan itu tidak benar," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, Rabu (23/8).
Dirmanto mengatakan pengungkapan kasus sabu 100 kilogram sabu tersebut telah ditangani oleh BNN dan sudah dipublikasi pada bulan Mei lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyayangkan ada pihak yang menyebarkan informasi tak benar itu kepada masyarakat.
"Kami pastikan lagi bahwa berita itu tidak benar. Dan kami mengimbau kepada masyarakat marilah kita ciptakan situasi dan kondisi di ruang digital itu situasi yang nyaman," ucapnya.
Polda Jatim tengah mempelajari unggahan Ahmad Sahroni itu untuk menentukan langkah atau upaya hukum sebagai responsnya.
"Ya kami nanti masih pelajari bagaimana terkait dengan postingan tersebut," ujar dia.
Sementara itu, Dirresnarkoba Polda Jatim, Kombes Arie Ardian Rishadi membenarkan ada pengungkapan kasus peredaran sabu 100 kilogram di wilayahnya.
Namun yang mengungkap bukanlah pihak kepolisian, melainkan BNN akhir Bulan Mei 2023 lalu.
"Memang benar, pengungkapan sabu 100 kilogram itu akhir Bulan Mei. Yang menangkap itu BNN Pusat di Nganjuk," kata Arie.
Selain itu, Arie juga mengungkapan kasus sabu itu juga sudah diekspose BNN ke hadapan media.
"Sudah terekspose itu, dan sudah ada media yang nulis," pungkasnya.
Berdasar penelusuran, BNN pernah menggagalkan pengiriman sabu seberat 100 kilogram di Jawa Timur, Kamis 5 Mei 2023 lalu.
Pengungkapan ini berlangsung di Desa Munung, Kecamatan Jatikalen, Kabupaten Nganjuk sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu petugas lebih dulu melakukan pengintaian truk kontainer bernopol S 7537 UN yang mencurigakan.
Saat disergap, petugas mengamankan barang bukti 100 kilogram sabu yang dikemas dalam bungkus plastik dan disembunyikan di dalam laci mebel.
Sebelumnya, melalui akun Instagram pribadinya Sahroni mempertanyakan kasus pengungkapan dugaan peredaran 100 kilogram narkoba jenis sabu di Jawa Timur yang tidak terpublikasi.
Lihat Juga : |
Dalam unggahannya tersebut, ia meminta agar Presiden Joko Widodo, Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan atensi terhadap kasus tersebut.
Ia menduga jika informasi penangkapan narkoba 100 kilogram itu benar dan tidak terekspose, maka ada pihak-pihak yang bermain di kasus tersebut.
"Ini berita kalau sampe bener tapi ga dibuka secara transparan sih bener-bener diduga ada permainan nih, @listyosigitprabowo Pak Kapolri mohon perhatian khusus tentang ini Pak. @jokowi Pak Presiden, dwelling time di Jawa Timur terhambat Pak Presiden. @mahfudmd Pak Menko ijin, ini ada dugaan permainan penangkapan narkoba yang gak terekspose di Jawa Timur. Mohon perhatian Bapak Menko," ujarnya.
(frd/bmw)