Peta politik terus menggeliat sepekan belakangan. Manuver dilakukan oleh para politisi maupun partai politik jelang masa pendaftaran calon peserta pada Oktober mendatang.
Isu yang masih kuat beredar adalah bursa pasangan bakal capres-cawapres dan dukung-mendukung koalisi.
Berikut peristiwa di kancah perpolitikan nasional selama sepekan terakhir yang telah dirangkum CNNIndonesia.com sepekan terakhir:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semula wacana ini dimunculkan Ketua DPP PDIP Said Abdullah. Ia membayangkan Ganjar dan Anies menjadi kekuatan dan memimpin Indonesia sebagai dua tokoh yang muda serta cerdas.
"Bagi kami, Anies bukan kompetitor yang patut diremehkan, beliau dengan Ganjar adalah sosok calon pemimpin yang cerdas. Keduanya sama-sama dalam satu almamater, kampus terhebat di Indonesia, yakni Universitas Gadjah Mada," ujar Said lewat keterangannya, Senin (21/8).
"Apalagi, jika keduanya bisa bergabung menjadi satu kekuatan, tentu akan makin bagus buat masa depan kepemimpinan nasional kita ke depan. Sama-sama masih muda, cerdas, dan enerjik," imbuhnya.
Pernyataan tersebut lantas direspons partai pengusung Anies dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yakni PKS, Partai Demokrat, dan Partai NasDem. Kemudian, partai pengusung Ganjar, yakni PDIP dan partai pengusung Prabowo, Partai Gerindra juga ikut bersuara mengenai wacana itu.
Ganjar sebagai pihak yang diisukan tak mempersoalkan wacana itu.
"Kalau ide, kan, bebas, namanya demokrasi. Ya sah-sah saja. Dan kita mesti berdialog dengan siapa pun biar adem," kata Ganjar di Balai Kota Solo, Selasa (24/8).
Anies justru menawarkan wacana ke PDIP untuk bergabung dengan KPP jika ingin membahas pasangan calon. Ia mengklaim KPP tetap solid di tengah wacana duet Ganjar-Anies tersebut.
"Orang partai, pimpinan partai, anggota partai kalau partainya bukan bagian dari koalisi bagaimana mungkin bisa dibahas namanya. Menjadi bagian dari koalisi dulu, baru ada pembahasan nama," kata Anies di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/8).
Belakangan, Said mengklarifikasi ucapannya. Dia bilang wacana Ganjar-Anies hanya andai-andai spontan. Padahal, menurut dia, pengandaian itu sesuatu yang tidak nyambung.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno ikut merespons wacana paket capres dan cawapres Ganjar-Anies di Pilpres 2024.
Sandi mengatakan PPP akan mengajak Partai Demokrat dan PKS untuk bekerjasama dalam mengusung capres dan cawapres di Pemilu 2024 jika wacana itu terealisasikan.
"Saya akan mengusulkan ke Pak Mardiono jika akhirnya yang dipilih itu Ganjar-Anies. Kita mengajak mas AHY dan Demokrat dan juga PKS untuk berjuang bersama," kata Sandi di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (23/8).
Lagi-lagi kubu pengusung Anies dan Ganjar pun bersuara menyindir atas pernyataan Sandiaga yang juga dikenal sebagai Menparekraf tersebut.
Diketahui Partai Demokrat, PKS, dan PPP memenuhi syarat dalam hal kepemilikan kursi DPR untuk mendaftarkan capres-cawapres ke KPU jika mereka berkoalisi di Pilpres 2024.
Lihat Juga : |
Eks aktivis yang menjadi oposan rezim Orde Baru (Orba) Budiman Sudjatmiko dipecat dari PDIP.
Pemecatan itu disampaikan DPP PDIP lewat selembar surat kepada Budiman karena dia sudah terang-terangan menyatakan dukungan untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
"Benar (sudah dipecat PDIP)," ujarnya melalui pesan singkat kepada CNN Indonesia, Kamis (24/8) malam.
Ia juga mengaku belum berpikir untuk bergabung ke partai baru.
Sementara itu DPP Gerindra mengatakan membuka pintu bagi Budiman apabila ingin bergabung dengan partainya setelah dipecat PDIP.
"Partai Gerindra adalah partai yang terbuka seluruh warga negara Indonesia. Siapa pun yang menerima Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika bisa menjadi anggota Gerindra," ucap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman dalam keterangannya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (25/8).
Meskipun demikian, dia menegaskan partainya tidak ikut campur soal pemecatan Budiman oleh PDIP. Habib menegaskan pemecatan Budiman murni urusan internal PDIP.
Bagi Anies Baswedan pekan ini bisa dikatakan sebuah pekan yang sibuk baginya untuk menjamin keikutsertaan dalam Pilpres 2024. Pada Kamis (24/8) dia dan tim 8 bertemu dan berbincang langsung dengan Ketua Umum NasDem, Surya Paloh.
Anies menyebut agenda tersebut merupakan pertemuan rutin anggota koalisi pengusung untuk saling memutakhirkan info satu sama lain. Ia mengatakan perkembangan koalisi pun sangat menggembirakan.
"Kita tadi melakukan pertemuan rutin yang biasa kita kerjakan mengupdate masing-masing, menceritakan perkembangan di kawasan masing-masing baik NasDem, Demokrat, PKS dan progress-nya sangat menggembirakan," ucap Anies terkait pertemuan yang berlangsung di Hotel Grand Hyatt, Kamis malam.
Ia menyebut topik pembicaraan dalam pertemuan hari ini ialah fokus mereka agar gerakan koalisi ini kian mendapat respons positif dari masyarakat.
Kemudian, pada Jumat (25/8) ini dia dan tim 8 dijadwalkan menyambangi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat di kediamannya, Cikeas, Kabupaten Bogor.
Pertemuan dijadwalkan akan digelar sekitar pukul 19.30 WIB.
"Agenda ini dijadwalkan bakal berlangsung pada hari Jumat, 25 Agustus 2023, pukul 19.30 WIB. Lokasi pertemuan direncanakan berlangsung di kediaman Bapak SBY, di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat," kata Juru Bicara Partai Demokrat, Herzaky Putra Mahendra.
SBY akan ditemani putranya sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut Herzaky pertemuan akan membahas soal strategi pemenangan Koalisi Perubahan di Pilpres 2024.
(psr/kid)