Kemenkes: Kasus ISPA Jabodetabek Melonjak, Tembus 200 Ribu per Bulan

CNN Indonesia
Senin, 28 Agu 2023 13:14 WIB
Dirjen P2P Kemenkes mengakui seiring persoalan polusi udara di Jabodetabek, angka kasus ISPA di wilayah itu pun meningkat hingga tembus 200 ribu per bulan.
Ilustrasi. Pasien dengan gejala batuk dan sesak memeriksakan diri di Poli Batuk dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023 (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek belakangan ini, seiring kondisi polusi udara yang tinggi di kawasan tersebut.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tercatat kasus ISPA di Jabodetabek rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.

"Seperti yang kita tahu di wilayah Jabodetabek terjadi peningkatan masalah polusi udara. Seiring dengan itu, data kami dari surveilans penyakit menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA yang dilaporkan di puskesmas maupun rumah sakit di Jabodetabek," ucap Maxi dalam konferensi pers Kemenkes RI, Senin (28/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per bulan rata-rata di atas 200 ribu kasus," lanjut dia.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Respirologi dan Dampak Polusi Udara bagi Kesehatan Agus Dwi Susanto menyebut peningkatan kasus ISPA di Jabodetabek ini terjadi pada periode Januari-Juli 2023.

Ia menegaskan terjadi peningkatan kasus penyakit pernapasan pada periode yang sama dalam dua tahun terakhir.

"[Menurut data], terlihat sekali memang periode Januari sampai Juli ini kasusnya lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Tahun ini ketika polutan tinggi kasusnya meningkat," kata Agus.

"Ini seiring juga dengan peningkatan polutan yang ada di wilayah DKI Jakarta, tentu ini memberikan pola bahwa ketika peningkatan polutan itu terjadi, terjadi kasus ISPA," lanjutnya.

Agus juga mengingatkan polusi udara termasuk dalam 10 besar faktor risiko penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Sementara penyakit pernapasan akibat polusi udara yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, pneumonia, dan asma termasuk dalam 15 penyakit dengan kasus tertinggi di Indonesia.

"Tahun ini ketika polutan tinggi kasusnya meningkat. Penyakit respirasi adalah yang paling sering terdampak oleh polusi ini. Meskipun kita tahu dampaknya bisa penyakit jantung, stroke, gangguan pertumbuhan, atau stunting. Tapi yang paling sering adalah respirasi," kata Agus.

(del/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER