Tanda-tanda Jelang Koalisi Pengusung Anies Bergejolak di Kamis Malam
Koalisi partai politik yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden berada di ujung tanduk. Terancam bubar bahkan sebelum masa pendaftaran capres-cawapres Pilpres 2024 dibuka KPU.
Koalisi Perubahan untuk Persatuan pengusung Anies terdiri dari NasDem, Demokrat dan PKS. Hubungan mereka kerap terkesan tidak harmonis dalam beberapa bulan terakhir.
Turbulensi yang terjadi di internal koalisi mereka berkenaan dengan sosok cawapres yang tak kunjung diumumkan oleh Anies Baswedan. Demokrat meminta Anies lekas mengumumkan agar elektabilitasnya naik. Namun, NasDem enggan terburu-buru karena masa pendaftaran baru dibuka bulan Oktober oleh KPU.
Alih-alih menguatkan langkah bersama menyambut Pilpres 2024, hubungan tidak harmonis dalam koalisi meletup pada Kamis malam (31/8). NasDem menjajaki kerja sama baru dengan PKB. Ada rencana menduetkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Demokrat berang.
Lewat siaran pers pada Kamis malam, Partai Demokrat menyebut langkah yang dilakukan Anies Baswedan dan NasDem sama saja mengkhianati piagam kerja sama yang telah diteken.
Berikut rentetan momen sebelum Koalisi Perubahan untuk Persatuan bergejolak.
Good News Sudirman Said
Pada Rabu, 30 Agustus 2023, juru bicara Anies Baswedan yakni Sudirman Said sedianya hadir dalam acara peluncuran aplikasi Anies App di Jakarta Selatan.
Namun, Sudirman Said tiba-tiba membatalkan kehadirannya. Manajer Produk Tim Aplikasi Anies, Iving A Chevny mengungkapkan bahwa Sudirman Said harus mengikuti rapat penting mendadak usai mendapat kabar baik (good news).
"Tiba-tiba [batal]. Pak SS itu hari ini harusnya sambutan. Tiba-tiba ada meeting yang sangat penting. Yang kita dapat informasi meeting ini menyangkut soal good news tadi," kata Iving di Sekretariat Tim 8 Koalisi Perubahan, Jakarta Selatan, Rabu (30/8).
Saat itu, tak diketahui apa kabar baik yang dimaksud. Iving menduga berkaitan dengan sosok cawapres Anies Baswedan yang akan segera diumumkan.
Rapat Mendadak di Cikeas
Sejumlah petinggi Partai Demokrat mengadakan rapat pada Rabu pagi (31/8) di Puri Cikeas. Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut ikut serta.
Petinggi lain yang hadir yaitu Sekretaris Majelis Tinggi Andi Malarangeng, Anggota Majelis Tinggi Syarief Hasan, Kepala Bappilu Andi Arief serta beberapa pejabat teras lainnya.
Saat informasi itu beredar, belum diketahui pasti alasan rapat dilakukan. Hasilnya pun tidak dipublikasikan.
Twit Andi Arief Demokrat
Andi Arief merupakan Kepala Badan Pemenangan Pemilu DPP Partai Demokrat yang dekat dengan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam beberapa bulan terakhir, Andi kerap mencuit agar Anies lekas mengumumkan cawapres. Dia juga pernah menyebut ada partai dalam koalisi yang berkhianat. Namun kala itu belum menyebut secara gamblang siapa partai yang dimaksud.
Kemudian pada Rabu, 30 Agustus 2023 sekitar pukul 11.00 WIB, Andi mencuit kalimat yang mengandung multitafsir. Diduga kuat berkenaan dengan nasib koalisi perubahan.
"Tuhan menunjukkan jalan Partai Demokrat berjalan ke depan dengan yang bersih hatinya," cuitnya di akun Twitter @Andiareif__.
Lalu pada Pukul 16.53 WIB, Andi kembali mencuit. Kini dengan tegas menyebut Anies Baswedan pengecut. Menyuratkan bahwa Koalisi Perubahan tengah bergejolak.
"Saya tidak menyangka @aniesbaswedan berdarah dingin tapi pengecut."
Pengumuman Resmi Demokrat
Selang beberapa jam kemudian, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyebarkan siaran pers. Tepatnya pada pukul 18.26 WIB.
Siaran pers itu berisi pernyataan resmi DPP Demokrat atas nama Sekjen Teuku Riefky Harsya. Mereka mengumumkan bahwa terjadi tindakan pengkhianatan terhadap komitmen yang telah diteken Anies Baswedan bersama petinggi Partai koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Demokrat menyebut Anies Baswedan setuju diduetkan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Diinisiasi oleh Ketua Umum NasDem Surya Paloh.
"Hari ini kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan itu (fait accompli)," mengutip siaran pers Demokrat.
Juru bicara Anies, Sudirman Said lalu angkat suara. Dia mengatakan bahwa Anies memiliki kewenangan penuh untuk menentukan cawapresnya berdasarkan piagam kerja sama dengan Demokrat, PKS dan NasDem.
Sementara itu, Ketua Umum NasDem Surya Paloh keberatan jika dirinya disebut sebagai pengkhianat.
"Saya hormati. Apalagi yang harus saya katakan. Kalian lihat kira-kira model saya ini kira-kira ada bakat sebagai pengkhianat atau tidak? Kan gitu aja, tapi saya hormati itu," ujar Paloh di NasDem Tower, Kamis (31/8) malam.
Dalam kesempatan itu, ia mengatakan duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar juga belum difinalisasi secara formal.