Gus Yahya soal Suara NU Jadi Rebutan di Pilpres 2024: Kami Bukan Kebo

CNN Indonesia
Sabtu, 02 Sep 2023 17:38 WIB
Gus Yahya mengaku tak kaget dengan kenyataan bahwa warga NU jadi rebutan banyak capres-cawapres dan partai politik di musim pemilu. (CNN Indonesia/Dhio Faiz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf tak terima anggapan yang mengibaratkan warga NU sebagai kerbau yang bisa diarahkan pada masa Pemilu dan Pilpres seperti saat ini.

Pria yang biasa disapa sebagai Gus Yahya itu menilai bahwa anggapan terhadap kelompok yang memiliki basis massa besar di Indonesia tersebut sangat menghina.

"Sekarang mindset orang itu masih banyak 'warga NU ini kebo-kebo yang disuruh ibunya ke sana ke mari gampang'. Itu anggapan yang menghina sekali kepada warga NU," kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu (2/9).

Gus Yahya mengaku tak kaget dengan kenyataan bahwa warga NU jadi rebutan banyak capres-cawapres dan partai politik di musim pemilu karena menginginkan suara dari kelompok itu.

"Survei terakhir dari Alfara misalnya menyebutkan bahwa 59,2 persen mengaku sebagai pengikut NU. Jadi mereka itu identifying themselves sebagai warga NU," kata Gus Yahya.

Namun Gus Yahya mengatakan warga NU terdidik dan cerdas. Menurutnya, warga NU bisa berpikir mandiri dan menentukan pilihannya sendiri sesuai dengan kebutuhannya.



Gus Yahya juga menegaskan PBNU tidak terkait dengan salah satu pasangan capres-cawapres. Dia mengatakan tidak ada capres-cawapres atas nama NU.

"Soal sikap sudah saya sebutkan berulang kali, saya tegaskan sekali lagi di sini, tidak ada calon atas nama NU. Saya ulangi ya, tidak ada calon atas nama NU," kata Gus Yahya.

"Kalau ada klaim bahwa kiai-kiai PBNU merestui itu sama sekali tidak benar. Karena tidak pernah ada pembicaraan di dalam PBNU mengenai calon, sama sekali," lanjutnya.

Gus Yahya menyebut preferensi pilihan politik tidak berada dalam ranah urusan organisasi keagamaan yang dipimpinnya. Dia menyerahkan pilihan politik secara bebas kepada masing masing warga.

Dia menyebut bahkan dirinya dengan jajaran NU yang lain memungkinkan memiliki preferensi politik yang berbeda. Menurutnya, itu adalah hak yang harus dihormati.

"Saya sendiri sebagai ketum PBNU dan teman-teman di PBNU punya sikap yang sama, kami tidak mau warga ini harus dicocok-cocok idungnya diseret ke sana ke mari. Enggak mau," kata Gus Yahya.

(yla/end)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK