Bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan menghormati keputusan Partai Demokrat yang hengkang dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
Hengkangnya Demokrat tersebut buntut dari terpilihnya Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar menjadi bakal cawapres Anies pada Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami hormati semua keputusan (Demokrat)," kata Anies Baswedan saat hadir dalam acara PKS Menyapa Bersama Anies Baswedan di Lapangan Astaka, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (3/9).
Anies enggan mengomentari lebih lanjut mengenai keputusan Demokrat tersebut. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyampaikan tetap ikhtiar di barisan koalisi demi membawa kesejahteraan bagi masyarakat.
"Ikhtiar kita adalah untuk membawa keadilan menghadirkan kesejahteraan. Itu yang menjadi fokus kita," ungkapnya.
NasDem dan PKB telah resmi mendeklarasikan Anies dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (2/9).
Deklarasi dilakukan menyusul koalisi yang terbentuk antara NasDem dengan PKB. Dua partai itu sebelumnya berada di koalisi berbeda. NasDem sebelumnya membangun koalisi dengan Demokrat dan PKS untuk mendukung Anies Baswedan. Sementara itu, PKB tergabung dalam koalisi pendukung Prabowo Subianto bersama Gerindra, Golkar, PAN, dan PBB.
Keputusan NasDem yang mengusung Anies berpasangan dengan Cak Imin ditentang keras oleh Demokrat. Belakangan Demokrat menarik dukungan dari Anies karena Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) batal dijadikan cawapres.
Demokrat juga menunjukkan surat tulis tangan Anies yang meminang AHY secara resmi jadi cawapres.