ANALISIS

Berebut Suara Nahdliyyin, Sekuat Apa Cak Imin Angkat Anies di Jatim?

CNN Indonesia
Rabu, 06 Sep 2023 09:38 WIB
Sebagai basis pemilih kelompok Islam tradisionalis, sejumlah hasil lembaga survei menunjukkan Anies paling lemah di Jatim elektabilitasnya.
Deklarasi pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/9). (Dok. Nasdem TV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Keputusan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar untuk disandingkan dengan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Pilpres 2024 tak bisa dibantah sebagai upaya menutupi basis elektoral di Jawa Timur.

Sebagai basis pemilih kelompok Islam tradisionalis, sejumlah hasil lembaga survei menunjukkan Anies paling lemah di wilayah tersebut. Salah satunya, rilis survei LSI Denny JA pada akhir Mei lalu merekam elektabilitas Anies yang lemah di dua wilayah itu.

Dibanding dua pesaingnya, bacapres PDIP Ganjar Pranowo dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto, elektabilitas Anies di Jatim dan Jateng bahkan tak sampai menyentuh 10 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Jatim, Anies hanya mencatat angka 8,2 persen. Sedangkan di Jateng, dia hanya mencatat 4,3 persen. Sedangkan, Ganjar dan Prabowo unggul jauh dengan elektabilitas di atas 20 persen di dua wilayah itu.

Oleh karena itu, NasDem dalam beberapa kesempatan terang-terangan menyebut Anies membutuhkan cawapres yang basisnya memang dari Jatim.

Beberapa nama sempat masuk bursa cawapres Anies seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa hingga putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid. Baik Khofifah maupun Yenny direpresentasikan mewakili basis pemilih Nahdliyyin dan Jatim.

Tapi pada akhirnya, belakangan NasDem dan Anies menyepakati Muhaimin Iskandar sebagai bakal cawapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Keputusan yang kemudian membuat Demokrat berang hingga hengkang dari KPP.

Lalu, benarkah PKB dan Cak Imin dapat menutupi kekurangan Anies di basis Nahdiyin? Bagaimana sebenarnya persebaran pemilih NU di pilpres?

Merespons hal itu, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an mengatakan tiga bakal capres saat ini lemah atau tak ada yang unggul dominan di basis pemilih Nahdliyyin Jawa Timur. Oleh karena itu, Ali menganggap wajar jika Jatim menjadi rebutan di antara tiga bakal capres favorit saat ini.

"Makanya saya sering katakan bahwa dalam konteks pilpres 2024, Jatim adalah kunci sebagai komplementer atau pelengkap dari capres-capres yang ada," kata Ali saat dihubungi, Senin (4/9).

Ali menyebut sejumlah tokoh yang dianggap mampu merepresentasikan basis suara kelompok Islam tradisionalis di Jatim.

Selain Cak Imin, Ali mengatakan berdasarkan hasil kajian pihaknya periode Mei 2023 yang dirilis pada awal Juni 2023 lalu, ada tiga nama lain yang juga potensial masuk bursa cawapres yakni Menko Polhukam Mahfud MD, Khofifah Indar Parawansa, dan tokoh senior PMII Ali Masykur Musa.

Ali tak menampikCak Imin memang memiliki basis suara loyal di antara pemilih NU di Jatim. Suara Cak Imin berbeda dari Gusdurian misalnya, yang mewakili anak-anak atau kelompok Gus Dur. Namun, Ali belum menemukan angka pasti seberapa besar signifikansi pengaruh antara keduanya.

"Bagaimana pengaruhnya, perlu memang dicek secara saintifik melalui survei," kata dia.

Infrastruktur politik dan mesin partai

Di sisi lain, Ali juga belum bisa memperkirakan pengaruh Ganjar dan Prabowo jika sama-sama memilih cawapres dari suara NU. Namun, hingga saat ini dia menganggap Cak Imin patut diperhitungkan.

Cak Imin menurut Ali memiliki mesin partai dan infrastruktur politik yang paling merepresentasikan basis Nahdiyin.

"Karena kan jelas strukturnya dan juga punya para anggota DPR dan caleg, punya mesin caleg," kata Ali.

Hal serupa disampaikan Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC) Rio Prayogo. Dia mengakui Cak Imin saat ini dianggap paling memiliki momentum untuk mengkonsolidasi basis pemilu NU di Jatim.

Namun, dia turut menggarisbawahi fragmentasi perbedaan latar belakang Cak Imin dan Anies yang selama ini dianggap berbeda.

Menurut Rio, langkah Cak Imin untuk segera menyelesaikan gap akan sangat menentukan bagi pijakannya bersama Anies.

Di sisi lain, pasangan Anies dan Cak Imin juga berpeluang untuk mengambil suara pemilu Nahdliyyin yang selama ini dianggap ke Prabowo Subianto. Menurut Rio, Prabowo cukup memiliki basis suara besar di Jatim karena selama ini disandingkan dengan Cak Imin.

"Prabowo dapat insentif yang signifikan karena selalu dipersepsikan berkoalisi dengan PKB dan wakilnya muhaimin. Ternyata terjadi perpindahan ke kubu Anies," kata dia saat dihubungi, Selasa (5/9).

Namun, mau tidak mau, Rio mengamini bahwa Cak Imin dianggap sosok yang paling potensial membawa gerbong Nahdliyyin di Jatim. Menurut dia, Cak Imin bukan saja dilihat dari latar belakangnya sebagai cucu pendiri NU, dia juga memiliki mesin elektoral yang memadai lewat partainya.

"Jadi bicara pasangan Anies-Muhimin tidak hanya bicara Muhaimin belaka, ada gerbong besar di baliknya. Ada struktur, anggota DPP, DPW, DPC, sampai anggota dewan yang punya basis," kata dia.

Baca halaman selanjutnya

Persebaran pemilih Nahdliyyin

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER