Pengacara Hotman Paris menduga ada pelaku lain yang belum ditangkap terkait kasus penculikan dan penganiayaan pemuda dari Bireuen, Aceh, Imam Masykur hingga meninggal dunia.
Hotman mengklaim telah menawarkan untuk membantu korban lainnya yang juga kerap mendapat penyiksaan dan penculikan dari oknum TNI dan Paspampres. Namun beberapa dari mereka takut untuk mengekspos dirinya.
"Saya sudah posting di Instagram saya, para korban-korban agar datang juga. Tapi semuanya pada takut. Ada per telepon, tapi enggak mau ngomong namanya. Hanya ngomong 'Saya juga korban'," kata Hotman di Kopi Johny, Kelapa Gading, Jakarta Pusat, Selasa (5/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para korban yang sudah menghubungi Hotman lewat telepon mengaku pelaku yang menganiaya mereka merupakan oknum tertentu. Pelaku juga menagih sejumlah uang dengan ancaman pembunuhan. Ia pun menduga masih ada pelaku lain yang membuat korban-korban ini takut mengekspos nama mereka.
"Tapi pada enggak berani. Ya mungkin masih ada pelaku lain," kata Hotman menduga.
Hotman juga bingung kenapa praktik penculikan yang dilakukan oleh para tersangka secara gamblang dan terbuka bisa terjadi tanpa ada pengawasan. Sang pengacara kondang kemudian menyoroti gaya hidup para oknum yang perlu dipertanyakan.
"Yang kita tidak mengerti ini berartinya praktik oknum ini sudah lama dan terbuka. Kok enggak ada pengawasan? Sudah lama, terbuka, depan toko begitu bisa dijemput, digebukin, kok enggak ada pengawasan? Pasti kan dalam gaya hidup orang ini kan kelihatan, dari mana duitnya itu yang saya selalu pertanyakan," tegas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Fauziah, ibu dari Imam Masykur menemui Hotman untuk mencari keadilan untuk anaknya kepada Presiden Jokowi dan Panglima TNI.
"Ibu dari almarhum korban datang jauh-jauh ke Jakarta untuk mencari keadilan untuk anak kami dan keluarga kami. Bagaimana hukuman yang layak, yang setimpal, apa yang sudah diperbuat terhadap keluarga kami. Mohon sama Bapak Presiden dan Panglima TNI untuk mencari keadilan yang seadil-adilnya," kata Fauziah.
Imam Masykur menjadi korban penculikan dan penganiayaan hingga meninggal dunia.
Dalam kasus ini, tiga anggota TNI dinyatakan terlibat. Mereka yakni Praka RM anggota Paspampres, Praka HS anggota dari Direktorat Topografi TNI AD dan Praka J dari Kodam Iskandar Muda.
Selain itu, tiga warga sipil turut diduga terlibat dalam kasus itu. Salah satunya bernama Zulhadi Satria Saputra yang merupakan merupakan kakak ipar dari Praka RM.
Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar menyebut tindakan tiga anggota TNI menculik dan menganiaya Imam didasari motif pemerasan. Kata dia, para pelaku awalnya berpura-pura sebagai anggota polisi yang hendak menangkap Imam lantaran diduga menjual obat ilegal.
(del/isn)