BNPB Beberkan Strategi Percepatan Pemadaman Karhutla Gunung Arjuno
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memaparkan strategi pemadaman darat dan alternatif water bombing sebagai upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahat (karhutla) di Gunung Arjuno, Pasuruan, Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Suharyanto usai memantau kondisi terkini di Gunung Arjuni pada Jumat (8/9).
"Jika diamati langsung dari helikopter, sisa-sisa kebakaran itu berwarna hitam pekat dan dapat dipastikan hampir 99 persen vegetasi dan belukar mati," ujar Suharyanto dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Sabtu (9/9).
Lokasi kebakaran juga berada di beberapa spot berbeda. Di lokasi lain, kepulan asap juga masih terlihat di beberapa titik yang diduga merupakan hot spot baru.
Untuk menanggulanginya, BNPB mengupayakan pemadaman darat sebagai upaya percepatan penanganan karhutla Gunung Arjuno. Suharyanto mengatakan, pemadaman darat merupakan upaya pengendalian yang paling efektif untuk dilakukan saat ini.
"Satgas darat itu yang efektif. Kalau tanpa satgas darat bohong itu kita bisa memadamkan api," jelas Suharyanto.
Menurut Suharyanto, pemadaman melalui darat ini memiliki kelebihan yakni tim lebih mampu menjangkau lokasi dan dapat mengetahui secara persis posisi titik api.
Di samping itu, upaya pemadaman yang dilakukan oleh satgas darat ini juga dapat lebih fokus dan terpusat sehingga api dapat dipadamkan dengan sempurna.
Menurutnya, satgas darat juga dinilai lebih efisien dibandingkan cara lain seperti water bombing, teknologi modifikasi cuaca (TMC), atau upaya lainnya.
Surhayanto mengatakan bahwa teknik pemadaman menggunakan operasi water bombing menjadi langkah terakhir yang dapat dilakukan dalam pemadaman karhutla di suatu wilayah.
Secara teknis, dia menjelaskan bahwa water bombing membutuhkan penampungan sumber air yang besar untuk diangkut menggunakan pesawat menuju titik api. Namun, lokasi sumber air akan lebih sulit ditemukan pada musim kemarau seperti yang sekarang dialami.
Oleh karena itu, pemadaman darat dinilai lebih efektif dibandingkan dengan operasi water bombing.
"Operasi udara itu jalan terakhir. Jadi operasi darat dulu dilakukan. Jangan sampai menunggu api membesar. Kalau api membesar maka sia-sia kita, " kata Suharyanto.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, karhutla terjadi di Gunung Arjuni sejak Sabtu (28/8) lalu. Titik api dilaporkan meluas mulai dari wilayah administrasi Kabupaten Malang, Pasuruan, Mojokerto, hingga Kota Batu dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Apabila ditotal, maka luas lahan yang terbakar dari seluruh wilayah telah mencapai kurang lebih 4.796 hektare. Kabupaten Pasuruan menjadi wilayah paling terdampak, yakni seluas 2.724 hektare.
(del/asr)