Relawan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Supajriyanto melaporkan tindakan penganiayaan yang dilakukan Joko Santoso kepadanya usai memasang bendera partai di Kampung Cumi-cumi, Bandarharjo, Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah. Penganiayaan terjadi Jumat (8/9) malam di rumah Suparjiyanto.
Polisi saat ini masih mendalami laporan ini dari dua pihak.
"Benar ada aduan ke Polda dengan terlapor nama Joko Santoso dan pelapor Supajriyanto. Terlapor diduga menganiaya pelapor pada Jumat malam. Ini masih kita dalami dengan klarifikasi dulu kedua pihak," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Satake Bayu kepada CNN Indonesia, Sabtu (9/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suparjiyanto mengaku penganiayaan yang dialaminya terjadi di rumahnya Jalan Cumi-Cumi IV Semarang, Jumat (8/9) malam sekitar pukul 21:45 WIB.
Pelaku menurutnya langsung mendatanginya dan langsung memukulnya hingga mengalami luka lebam di bagian pelipis kanan.
"Saya enggak tahu, tiba-tiba dia datang terus mukuli saya. Saya spontan teriak terus didengar keluarga dan warga sekitar. Katanya saya nggak menghargai dia karena masang-masang bendera PDI," ujar Suparjiyanto.
Sementara itu Joko Santoso saat dikonfirmasi membantah menganiaya Suparjiyanto. Ia bahkan menyebut sema sekali tidak menyentuh wajah maupun badan Supajriyanto.
"Saya tidak menyentuh dia, wajah atau tubuhnya," ujar Joko.
Joko pun justru akan melaporkan balik Supajriyanto atas tuduhan fitnah, pencemaran nama baik dan laporan palsu.
"Saya berencana akan laporkan dia balik karena terkait fitnah, pencemaran nama baik dan laporan palsu," katanya.
Joko mengakui dirinya tidak terima dan emosi atas pemasangan sejumlah bendera PDI Perjuangan di kampung tempat tinggalnya karena ia dari kader partai lain.
(dmr/sur)