Bupati Maros, Sulawesi Selatan, Chaidir Syam beserta rombongan dari pemerintahan kabupatennya sedang berada di Maroko saat terjadi gempa bumi bumi berkekuatan magnitudo 6,8 di sana.
Chaidir mengatakan dirinya bersama istri dan rombongan dalam kondisi selamat. Hal itu diungkapkannya lewat unggahan akun Instagram pribadinya.
"Alhamdulillah bersama istri tercinta @vivi_chaidir dan seluruh rombongan kami dalam keadaan sehat walafiat," tuturnya dalam unggahan media sosialnya dikutip Senin (11/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Maros ini menerangkan bahwa kedatangan dirinya bersama rombongan Pemkab Maros untuk menerima penghargaan dari UNESCO.
"Tujuan kami berada di Maroko tak lain dan tak bukan dalam menjalankan tugas untuk menerima penghargaan dari @unesco Global Geopark Maros Pangkep," jelasnya.
"Semoga segala urusan kami disini berjalan lancar dan tetap berada dalam lindungan-Nya, Aamiin," sambungnya.
Terpisah, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Maros, Andi Darmawati mengatakan Bupati Chaidir bersama rombongan berada di Maroko saat gempa bumi tersebut terjadi.
"Iya, memang betul. Saat gempa terjadi, beliau berada di Maroko tepatnya di Kota Marrakesh," kata Darmawati kepada CNNIndonesia.com.
Kehadiran Bupati Maros bersama rombongan di Maroko dalam rangka menghadiri konferensi internasional Geopark. Rombongan berada di Maroko sejak tanggal 5 hingga 10 September.
"Sedang menghadiri Konferensi Internasional Geopark sekaligus penyerahan sertifikat Geopark Maros-Pangkep," ungkapnya.
Meski demikian, Darmawati memastikan seluruh rombongan, termasuk Bupati Maros, Chaidir Syam dalam kondisi baik-baik saja.
"Alhamdulillah, beliau baik-baik saja. Saat ini sudah dalam perjalanan pulang dari Maroko," jelas Darmawati.
Sebelumnya diberitakan, terkini nyaris 2.500 orang meninggal dunia usai gempa bumi paling mematikan mengguncang Maroko pada Jumat (8/9) malam waktu setempat.
Kantor berita Maroko--seperti dilansir Reuters pada Senin--melaporkan korban tewas meningkat menjadi 2.497 orang dan 2.476 orang luka-luka. Hingga kini tim penyelamat masih berpacu dengan waktu untuk menemukan kemungkinan korban selamat di reruntuhan bangunan.
Tim penyelamat dari berbagai negara seperti Spanyol, Inggris dan Qatar bekerja sama menemukan korban selamat dari gempa berkekuatan magnitudo 6,8 itu.
Banyak warga selamat memilih mengungsi di luar rumah. Selain karena rumah mereka yang hancur, warga juga memutuskan bermalam di pinggir jalan atau tempat pengungsian karena khawatir akan gempa susulan.
Selain korban jiwa, sejumlah bangunan bersejarah di Maroko juga ambruk imbas gempa. Bangunan di kota tua Marrakesh yang menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO rusak akibat gempa.