Jawa dipercaya sebagai kunci kemenangan di Pilpres 2024. Dan Jawa Timur adalah medan perang utama bagi Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Sejumlah survei-mulai Litbang Kompas, Poltracking Indonesia, hingga LSI Denny JA-mulai memetakan kekuatan tiga bakal capres di Pulau Jawa.
Jawa Tengah dipercaya sebagai lumbung kekuatan Ganjar Pranowo. Adapun DKI Jakarta disebut-sebut sebagai basis kekuatan Anies. Untuk Prabowo, Jawa Barat masih menjadi penyumbang suara terbesar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banten dan DIY memang jadi rebutan tiga bakal capres. Namun, suara di dua provinsi itu tak sesignifikan daerah lainnya. Sementara Jawa Timur dipercaya sebagai medan perang utama.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat jumlah pemilih di Jawa Timur pada Pilpres 2024 mencapai 31.402.838 orang. Jumlah itu setara dengan 15,33 persen dari total pemilih di seluruh Indonesia.
Dengan potensi suara yang signifikan, Jawa Timur masih bisa dibilang tanah tak bertuan. Beberapa survei mencatat sosok berbeda unggul di Jawa Timur.
Survei Litbang Kompas terbaru menyebut Jawa Timur dikuasai Ganjar. Sementara itu, survei Laboratorium Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang mencatat keunggulan Prabowo. Adapun Anies selalu ada di peringkat ketiga dengan perolehan suara di bawa 10 persen.
![]() |
Perang total di Jatim
Potensi Jatim yang begitu seksi membuat tiga kubu siap perang habis-habisan. "Deklarasi perang" di Jawa Timur telah diutarakan koalisi pendukung Anies Baswedan.
NasDem menggandeng PKB yang sebelumnya telah mendukung Prabowo. Pada 2 September, NasDem dan PKB mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Surabaya dipilih menjadi lokasi deklarasi.
Manuver ini disebut-sebut mengubah peta politik menuju Pilpres 2024. Hal itu tak terlepas dari akar kekuatan PKB di Jatim yang dibuktikan dengan capaian di beberapa pemilu terakhir.
Pada Pemilu 2014, mereka mengamankan 20 dari 120 kursi di DPRD Jatim. Pada Pemilu 2019, PKB mendapat 25 kursi. Hanya PDIP yang bisa mengimbangi perolehan kursi di DPRD Jatim.
Di pilpres, PKB selalu bisa memenangkan capres-cawapres yang mereka usung di Jawa Timur. Pada 2014, Jokowi-Jusuf Kalla yang diusung PKB meraih 53,17 persen suara. Pasangan itu mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Lima tahun berselang, PKB memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin dengan perolehan 65,79 persen. Pesaing mereka, Prabowo-Sandiaga Uno terbenam dengan perolehan 34,21 persen suara.
Lihat Juga : |
![]() |
Koalisi pendukung Anies Baswedan begitu percaya diri setelah berhasil mengamankan Cak Imin dan PKB. Mereka yakin bisa menyaingi dominasi Ganjar dan Prabowo di provinsi itu.
"Dengan hadirnya PKB, sedikit-banyaknya ini ada sebuah harapan. Kenapa? Karena bagaimanapun PKB dari tahun ke tahun mendominasi Jawa Timur," kata Wakil Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur Vinsensius Awey saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/9).
Awey setuju salah satu kunci pemenangan di Jawa Timur adalah mengamankan suara warga Nahdlatul Ulama (NU). Namun, ia juga paham tak semua warga NU memilih PKB.
Meski begitu, ia yakin Cak Imin dan PKB punya basis massa militan di Jawa Timur. Dia berharap kekuatan itu dapat menggerakkan mesin pemenangan Anies di provinsi tersebut.
Awey yakin sosok Cak Imin juga menjadi kepingan puzzle yang selama ini dicari NasDem. Sosok itu memang tak punya elektabilitas selangit, tetapi Cak imin dinilai melengkapi kelemahan utama Anies.
"Kalau memasang di luar tokoh NU, di luar Muhaimin, mungkin irisannya sama dengan Anies. Kita kan perlu mencari pasar-pasar lainnya yang tidak satu irisan," ujarnya.
Lihat Juga : |
Sementara itu, dua poros lainnya tak melihat pasangan Anies-Muhaimin sebagai ancaman. Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad menyakini Prabowo akan mengusai Jawa Timur meskipun tanpa Cak Imin dan PKB.
Anwar berkata Prabowo telah merajut hubungan dengan tokoh masyarakat dan agama di Jatim sejak masih di TNI. Perjuangan Prabowo di tiga pilpres terakhir pun diwarnai hubungan baik dengan para ulama di Jatim.
"Sehingga dalam pandangan Gerindra Jawa Timur, faktor PKB, faktor Cak Imin, bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan keunggulan Pak Prabowo dalam beberapa lembaga survei," ujar Anwar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/9).
Anwar mengatakan Gerindra telah belajar dari kekalahan Prabowo di Jawa Timur dalam dua pilpres terakhir. Mereka akan memasifkan komunikasi dengan tokoh-tokoh NU.
Mereka juga akan banyak membuka diskusi dengan kalangan akademik di perguruan tinggi. Gerindra pun menerjunkan kader-kadernya ke tengah masyarakat untuk menjadi solusi.
Menurut Anwar, misi-misi itu mulai membuahkan hasil. Dia mengatakan hal itu terlihat dari semakin bertambahnya dukungan terhadap Prabowo di Jawa Timur.
"Dukungan dari orang-orang yang dulunya berseberangan dengan Pak Prabowo, termasuk relawan Pak Jokowi, relawan Bu Khofifah yang tersebar di beberapa tempat, Ponorogo, Madiun, Blitar Raya, semakin terang-benderang dukungannya kepada Pak Prabowo," ungkap Anwar.
![]() |
Terpisah, Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur Deni Wicaksono yakin PDIP akan membawa Ganjar memenangi pertarungan di Jawa Timur.
Dia mengatakan PDIP punya modal kuat di Jawa Timur. Mereka menjadi partai dengan perolehan kursi terbanyak di DPRD Jawa Timur dan daerah-daerah pemilihan DPR RI di Jawa Timur.
Koalisi dengan PPP juga menjadi kunci PDIP dalam memenangkan Ganjar di Jatim. Menurutnya, PPP punya kedekatan dengan warga-warga NU.
"Sinergi ini tidak akan terganggu dengan Koalisi Anies-Cak Imin. Seperti yang disampaikan Ketua PBNU, NU bukan PKB. Terbukti juga beberapa di kabupaten/kota perolehan PDIP jauh dengan PKB," ucap Deni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (7/9).
Lihat Juga :SELUSUR POLITIK Menyingkap Reputasi Capres PDIP di Tanah Minang |
Deni mengatakan PDIP Jatim akan bergerak sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mereka akan lebih banyak turun ke lapangan menyap masyarakat.
Dia berkata PDIP tak mau terlalu mengeksploitasi kedekatan dengan tokoh-tokoh NU. Mereka sadar tak semua ulama mau ditarik ke dalam politik praktis. PDIP hanya ingin menjaga hubungan baik dengan para tokoh itu secara alami.
Salah satu pekerjaan rumah yang sedang digarap PDIP Jatim adalah menaikkan popularitas Ganjar. Dia menyebut elektabilitas Ganjar sudah tinggi di Jatim, tetapi tingkat keterkenalannya masih belum maksimal.
"Dengan popularitas naik, harapannya elektabilitas semakin tinggi," ujarnya.
Ia menambahkan, "Hasil survei hari ini masih di 40-an persen, target kami Mas Ganjar di Jatim harus bisa unggul di atas 60 persen."
Medan Perang Jatim di halaman berikutnya.