Mahfud: Pemilu Dilaksanakan untuk Mencegah Orang Jahat Jadi Pemimpin

CNN Indonesia
Kamis, 14 Sep 2023 06:05 WIB
Mengutip Franz Magnis Suseno, Menko Polhukam Mahfud MD menekankan bahwa pemilu bukan untuk memilih pemimpin ideal, tapi mencegah orang jahat jadi pemimpin.
Menko Polhukam Mahfud MD menekankan bahwa pemilu bukan untuk memilih pemimpin ideal, tapi mencegah orang jahat jadi pemimpin (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan pemilu dilakukan bukan untuk memilih pemimpin ideal, tapi mencegah orang jahat jadi pemimpin.

"Pemilu itu harus dilaksanakan bukan karena kita ingin mendapatkan pemimpin yang ideal, baik," kata Mahfud dalam 'Forum Diskusi Pemilu' yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Rabu (13/9).

"Tapi Pemilu dilaksanakan untuk mencegah orang jahat menjadi pemimpin, untuk mencegah orang jahat menjadi wakil rakyat. Itulah perlunya Pemilu," imbuh Mahfud.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfud menyampaikan itu mengutip pernyataan dari Franz Magnis-Suseno sebagai pengingat dan untuk membangun kesadaran masyarakat tentang Pemilu.

Mahfud juga menyinggung demokrasi dan pemilu apabila berjalan sendiri tanpa aturan akan menjadi liar. Oleh sebab itu, dibentuklah penyelenggara Pemilu seperti KPU, Bawaslu, dan DKPP untuk memastikan pelaksanaan Pemilu mengikuti asas Luber Jurdil.

Dalam proses dan tahapan menuju Pemilu, Mahfud mengingatkan akan ada sejumlah narasi dari partai politik dan elitenya yang mungkin saja mengarah ke polarisasi dan membawa politik identitas.

"Publik pun harus menyadari ketika ada elite politik yang sengaja memanfaatkan terjadinya polarisasi dengan politik identitas untuk mencapai kekuasaan. Maka mereka cenderung hanya akan memperjuangkan kepentingan pribadi dan kelompoknya," kata dia.

Mahfud menjelaskan bahwa politik identitas merupakan suatu cara yang digunakan didasari ikatan primordial serta untuk memojokkan atau mendiskriminasi sejumlah pihak baik itu minoritas maupun bukan.

Politik identitas menurutnya berbeda dengan identitas politik. Ia menganggap identitas politik malah menjadi suatu keharusan untuk dimiliki para peserta Pemilu dalam berkontestasi.

"Boleh ndak politik identitas? Itu definisinya dulu pahami. Politik identitas itu memang tidak boleh kalau sebuah identitas politik digunakan untuk memecah belah bangsa," ujar Mahfud.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga bicara soal politik identitas. Menurutnya, calon pemimpin yang punya riwayat menggunakan politik identitas untuk memecah belah umat tidak patut untuk dipilih.

Dia tidak merujuk ke salah satu nama. Akan tetapi, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar membela Anies Baswedan yang dianggap banyak kalangan punya riwayat memecah belah umat di Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Muhaimin mengklaim Anies sama seperti dirinya yang mengutamakan UUD 1945 serta Pancasila dalam berpolitik. Diketahui, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar telah dideklarasikan NasDem dan PKB sebagai pasangan bakal calon presiden-wakil presiden.

(khr/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER