Golkar dan PAN mengklaim ada satu partai politik di parlemen yang akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) guna mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Hal tersebut pertama kali diungkap Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto. Ia mengatakan koalisi masih menunggu satu partai politik lagi yang akan masuk ke KIM.
"Yang penting kita tunggu ada satu partai lagi dulu masuk," ujar Airlangga ditemui usai pertemuannya dengan para ketum parpol KIM di Kantor DPP Partai Golkar, Kamis (14/9) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Perekonomian tersebut tak membeberkan secara detail siapa yang akan bergabung dengan KIM. Dia hanya mengatakan ciri-ciri dari partai itu memiliki warna identitas yang serupa dengan salah satu partai di KIM.
"Ciri-cirinya, warnanya sudah ada di koalisi ini," tuturnya.
Di sisi lain, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Fikri Yasin membenarkan pernyataan Airlangga terkait akan ada satu partai lagi yang akan bergabung dengan KIM.
Namun, dia tak mau membocorkan identitas parpol yang bakal ikut mendukung Prabowo Subianto itu. Senada Airlangga, Fikri memberikan kode bahwa partai tersebut ada di parlemen saat ini.
"Betul ada sinyal akan ada partai yang merapat ke koalisi capres Prabowo. Soal warna, kawan-kawan sudah tahu, karena kalau saya infokan, nanti tidak surprise lagi," kata Fikri saat dihubungi, Jumat (15/9).
"Saya tidak sebut nama partai. Tapi partai parlemen," imbuhnya.
Saat ini ada sembilan parpol di Parlemen, yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, dan NasDem. Lalu, PAN, PPP, Demokrat, dan PKS.
PDIP bersama PPP mengusung Ganjar Pranowo. Kemudian, Gerindra, PAN, Golkar mengusung Prabowo Subianto.
Sementara, NasDem, PKB, PKS mengusung Anies Baswedan. Saat ini tinggal Demokrat yang belum mengumumkan pilihannya setelah keluar dari koalisi pendukung Anies.
Menurut Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, kemungkinan bergabung dengan KIM terbuka lebar guna mendukung Prabowo sebagai presiden.
"Mungkin saja. Kita punya sejarah panjang bersama Golkar di pemerintahan era Pak SBY. Mungkin saja kali ini kita bisa bersama mendukung Pak Prabowo," tutur Herzaky kepada CNNIndonesia.com.
Meski demikian, ia menegaskan keputusan ada di Majelis Tinggi Partai untuk menentukan pelabuhan terakhir Partai Demokrat sebelum Pilpres 2024, termasuk dengan PDIP.
"Dengan teman-teman PDIP juga kita punya hubungan baik. Komunikasinya berjalan dengan lancar. Mas AHY pun hubungannya baik dengan Mbak Puan," kata dia.
Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat Jansen Sitindaon mengungkap partainya sudah pernah diajak Golkar dan PAN untuk gabung koalisi.
"Terima kasih, ya, atas ajakan dari sahabat kami Golkar dan PAN termasuk beberapa waktu lalu juga Gerindra selaku para members dari koalisi Pak Prabowo," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.
Menurut Jansen, Partai Demokrat akan mempertimbangkan ajakan tersebut karena pihaknya sedang dalam proses panjajakan. Ia menegaskan pihaknya masih membuka peluang bergabung, baik dengan Prabowo maupun Ganjar.
"Sambutan dan ajakan hangat seperti itu tentu saja akan jadi bahan pertimbangan kami dalam mengambil keputusan. Yang pasti keadaan saat ini, kami Demokrat masih terbuka baik ke koalisi Pak Prabowo ataupun mas Ganjar," ujar Jansen.
(psr/wis)