Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB merespons hasil survei SMRC tentang elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden yang menempatkan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar di posisi terendah.
Ketua DPP PKB Daniel Johan menyebut Anies dan Cak Imin terbiasa mendapatkan elektabilitas rendah dalam survei. Ia pun menyinggung saat Anies maju di Pilkada DKI Jakarta 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan elektabilitas Anies sempat di bawah angka 1 persen saat maju di Pilkada DKI Jakarta. Namun, Anies berhasil terpilih jadi gubernur.
"Dulu waktu Pilkada DKI bahkan dimulai dari nol koma. Menjelang pemilihan pun di posisi terakhir paling kecil, tapi hasilnya kan rakyat memenangkan," kata Daniel saat dihubungi, Jumat (15/9).
Daniel pun mengatakan tiap hasil survei jadi pemacu semangat bagi parpol koalisi. Ia mengatakan pendukung Anies-Cak Imin saat ini akan terus terjun ke bawah bersama masyarakat.
"Semoga ini menjadi pasangan yang memberi harapan baru bagi warga masyarakat termasuk silent majority yang selama ini diam," katanya.
Anies dan Muhaimin telah resmi dideklarasikan sebagai bakal capres dan cawapres di Pilpres 2024 oleh NasDem dan PKB. Sementara itu, PKS yang sejak awal mendukung Anies, belum menyatakan sikap soal duet tersebut.
Dalam survei SMRC yang dirilis pada Kamis (14/9), pasangan Anies-Muhaimin hanya mendapat elektabilitas sebesar 16,5 persen. Mereka tertinggal dari simulasi pasangan Ganjar-Ridwan Kamil dengan 35,4 persen dan Prabowo Subianto-Erick Thohir 31,7 persen.
(thr/tsa)