Ketua DPP PDIP Said Abdullah menilai partai politik bukanlah objek intelijen yang harus dimata-matai dan dianggap sebagai musuh negara.
Menurut Said, partai politik merupakan pilar demokrasi yang memiliki kedaulatannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesungguhnya sebagai parpol kami punya otonomi, punya kedaulatan, kami bukan musuh negara. Kan, parpol bukan obyek intelijen, dia adalah pilar demokrasi," kata Said di kompleks parlemen, Senin (18/9).
Pernyataan itu disampaikan Said merespons Presiden Joko Widodo yang mengaku mengantongi data intelijen soal 'jeroan' parpol, termasuk arah mereka di Pilpres 2024.
Said menganggap wajar jika Presiden memiliki data partai-partai. Namun, dia meyakini data yang dimiliki Jokowi tak akan digunakan untuk kepentingan pribadi.
Dia menduga data-data yang dimiliki Presiden hanya untuk kebutuhan informasi. Sebagai kader PDIP, Said mengaku pihaknya akan selalu mendukung Presiden. Namun, dukungan tetap harus dilakukan dengan kritis dan konstruktif.
"Tapi sejauh ini, karena presiden hanya sebatas menyampaikan saja bahwa dia well informed terhadap segala sesuatu. Saya tidak punya kekhawatiran Bapak Presiden akan mempergunakan itu sebagai alat bagi kepentingan beliau," kata Said.
Di acara Rapat Kerja Nasional Relawan Seknas (Sekretariat Nasional), Jokowi sebelumnya mengaku mengantongi data intelijen soal jeroan partai politik. Jokowi mengungkap sumber informasi yang ia miliki mulai dari BIN, intelijen Polri, maupun intelijen TNI.
Jokowi turut membeberkan bahwa informasi yang ia kantongi lengkap mulai dari angka, hingga survei.
"Saya tahu dalamnya partai seperti apa, saya tahu. Partai-partai seperti apa saya tahu, ingin menuju ke mana saya juga ngerti," kata Jokowi di Bogor, Sabtu (16/9).
(thr/pmg)