Cerita Korban KDRT Diremehkan Polwan: Luka Cuma Segini Kok Lapor

CNN Indonesia
Selasa, 19 Sep 2023 09:55 WIB
Ilustrasi. Lasmini, jadi korban KDRT suaminya sejak hamil anak pertama di tahun 2015. Dia 2 kali lapor polisi. Laporannya sempat dianggap remeh. (Istockphoto/funky-data)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lasmini, bukan nama sebenarnya, mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sejak 2015. Kekerasan terjadi terus menerus, bahkan kian parah.

Pada Mei 2021, ia melaporkan suaminya, Aldi (bukan nama sebenarnya) ke kantor polisi di Jakarta. Namun, laporannya tak disimapi serius karena luka di badannya dianggap tak cukup parah.

Lasmini diterima polisi wanita (polwan) saat membuat laporan. Namun, meskipun sesama perempuan, kehadiran polwan itu tak membantu sama sekali. Polwan itu justru meremehkan kekerasan yang didapat Lasmini.

"Luka cuma segini lapor-lapor," kata Lasmini mengingat ucapan polwan tersebut kepadanya.

Lasmini diam. Kemudian, polwan itu kembali berkata, "luka segini bisa diketawain hakim mbak, lagi pula mbak tidak ada saksi. Hanya bukti rekaman suara ribut."

Padahal, kata Lasmini, dia sudah menceritakan situasi setiap dia mendapat kekerasan.

"Saya sudah jelaskan ke oknum tersebut bahwa bagaimana saya mau ada saksi, secara itu lingkungan keluarga si pelaku," kata Lasmini.

Setelahnya, Aldi memohon agar laporan dicabut. Ia berjanji tak akan mengulanginya lagi. Akhirnya, Lasmini mencabut laporan pada September 2021.

Kehidupan mereka sempat membaik beberapa saat. Namun, tak lama, tabiat Aldi kembali seperti biasanya.

Lasmini bercerita ia jadi korban KDRT suaminya sejak hamil anak pertama. Di tahun 2015, ketika hamil, ia didorong hingga dilempar galon.

"Saat hamil anak pertama, saya didorong, dilempar galon, dan disumpal mulut dengan tisu kasar hingga mulut luka," ucap Lasmini.

Saat mengiyakan ajakan Aldi untuk menikah, Lasmini tak ada pikiran macam-macam. Sebab, ia mengenalnya saat masih bekerja sebagai sesama pelayan di salah satu gereja di Jakarta.

Kekerasan yang dialami Lasmini terus berulang dan bertambah parah. Tak ada yang berani menghentikan Aldi, meskipun tetangga mereka tahu apa yang terjadi.

"Dijejelin di teralis ruang tamu, dan sempat dicekik. Saya berhasil buka pintu ruang tamu. Sedangkan saat saya dijejelin di teralis ruang tamu. Saudara si pelaku melihat dari luar hanya bilang, sudah, sudah, tetangga sekitar juga melihat," tuturnya.

Lasmini terus menerima kekerasan dalam berbagai bentuk. Aldi bahkan berani melakukan kekejamannya kepada Lasmini di depan anak-anak mereka.

"Saya dilempar barang-barang yang ada di dalam kamar saat saya dan anak-anak mengunci diri di kamar karena ketakutan saat itu beliau sedang marah besar," kata dia.

Lasmini juga dicaci maki sesukanya. "Saya disebut perempuan rusak, perempuan lonte, perempuan jalang, perempuan nikah jual mek*," ucapnya.

Lapor Kedua Kali, Diminta Bukti Rekaman CCTV di Tol


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :