Warga eks Kampung Bayam yang tinggal di tenda sekitar Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara, bersedia pindah ke rumah susun (Rusun) Nagrak pada Selasa (26/9) ini.
Pendamping warga dari Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Minawati mengatakan Lurah Papanggo telah menandatangani perjanjian dengan warga. Ia menyebut warga hanya sementara di Rusun Nagrak hingga bisa menempati Kampung Susun Bayam.
"Sudah per hari ini (pindah Rusun Nagrak) karena kita kan tadi pagi perjanjian kontrak yang kita mau sementara dulu sampai mendapatkan Kampung Susun Bayam. Sudah ditandatangani Pak Lurah, saksinya warga, baru kami mau," kata Minawati saat dihubungi, Selasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minawati menjelaskan isi surat perjanjian itu di antaranya Pemprov DKI Jakarta menyediakan transportasi gratis untuk perpindahan sementara warga eks Kampung Bayam sejumlah 19 KK ke Rusun Nagrak. Pemprov juga memfasilitasi perpindahan warga eks Kampung Bayam dari Rusun Nagrak ke Kampung Susun Bayam setelah ada ketentuan tertulis lebih lanjut.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga mengurus status hunian sementara di Rusun Nagrak bagi warga eks Kampung Bayam sesuai ketentuan dalam Peraturan Gubernur No. 87 Tahun 2021 hingga warga eks Kampung Bayam bisa menempati Kampung Susun Bayam.
"Pemprov DKI Jakarta memfasilitasi transportasi untuk anak sekolah," ujar Minawati.
Minawati menyebut kini tak ada lagi tenda-tenda yang digunakan warga eks Kampung Bayam bermukim di sekitar JIS.
Sementara itu, Lurah Papanggo Tomi Haryono mengaku akan segera memulai proses pemindahan sebanyak 19 KK penghuni eks Kampung Bayam ke Rusun Nagrak, Cilincing. Tomi mengatakan pihaknya berencana menempatkan warga eks Kampung Bayam di Blok C lantai 12 dan 13 Rusun Nagrak.
"Begitu warga rampung berbenah langsung akan kita bantu angkat. Setelah mereka pindah akan dilanjut proses penataan trotoar di lokasi," ujarnya.
Warga eks Kampung Bayam yang terdampak pembangunan JIS tak kunjung menempati Kampung Susun Bayam usai diresmikan sejak Oktober 2022 oleh Anies Baswedan yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Warga berkali-kali melakukan aksi demonstrasi di Balai Kota Jakarta menuntut kejelasan nasib mereka.
(lna/tsa)