Pemuda 16 tahun berinisial CHR yang tewas di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, merupakan putra seorang perwira menengah (Pamen) TNI Angkatan Udara.
Komandan Satuan Polisi Militer (Dansatpom) TNI AU Lanud Halim Perdanakusuma Letkol Made Oka Darmayasa membenarkan hal itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengetahui bahwa korban merupakan anak dari anggota TNI AU, perwira menengah, keluarga besar TNI AU, yang tinggal di lingkungan Halim," kata Made dalam Konferensi Pers di Polres Jaktim, Selasa (26/9).
Dia menjelaskan, CHR bersekolah di lingkungan Lanud Halim Perdanakusuma. Satpom Lanud Halim Perdanakusuma ikut mengungkap dan mendalami kasus ini, dibantu Polres Metro Jakarta Timur.
Polres Metro Jakarta Timur bakal meminta klarifikasi orang tua CHR yang disebut anak kebutuhan khusus atau disabilitas.
Kapolres Kombes Leonardus Simarmata mengatakan saat ini pihaknya kesulitan memeriksa orang tua korban. Ia juga mengatakan bakal memeriksa sejumlah saksi lain untuk mendalami kasus ini.
"Terkait dengan kebutuhan khusus, ini juga masih kita lakukan pemeriksaan kepada saksi-saksi, karena hingga saat ini kami masih kesulitan untuk memeriksa saksi dari pada orang tua. Mungkin yang lebih banyak mengetahui adalah orang tua," ujar Leonardus pada kesempatan yang sama.
Selain itu, Leonardus mengatakan bakal memeriksa sekolah CHR untuk mendalami kasus ini.
"Mungkin yang lebih banyak mengetahui adalah orang tua. Nanti kalau sudah kita lakukan pemeriksaan terhadap sekolah dan lain-lain, mungkin kita baru mengetahui," ucapnya.
Leonardus mengatakan insiden itu terjadi pada Minggu (24/9) sekitar pukul 19.40 WIB. Insiden itu terjadi di Pos Spion Ujung Landasan 24.
Sejauh ini Polres Jaktim telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan bekerja sama dengan Satuan Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma.
Dalam temuannya, polisi menemukan sejumlah barang bukti yaitu, satu bilah pisau, satu pasang sandal berwarna biru, satu baju bekas terbakar, satu celana bekas terbakar, satu map bekas terbakar, tiga kantong serpihan atau abu bekas terbakar, dan satu buah tutup botol berwarna merah.
Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah CCTV yang berada di sekitar lokasi. Namun, Leonardus belum mau memberikan keterangan lebih jauh soal CCTV lantaran masih dalam proses penyelidikan.
"Ada, 11 unit (CCTV)," ucapnya.
Leonardus mengatakan pihaknya masih menunggu hasil visum et repertum dan hasil autopsi dari Puslabfor Mabes Polri. Ia mengatakan saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian tersebut.
"Untuk penyebab dari pada meninggalnya korban ini belum bisa diambil kesimpulan, karena kita sedang memintakan visum et repertum dan juga dari hasil autopsi. Kita masih dalam proses penyelidikan dan pendalaman," ucapnya.
Leonardus mengatakan saat ini pihaknya tengah memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
"Untuk sementara 5 sudah diperiksa, dan ada tambahan hari ini ada tiga yang akan diperiksa sama hari ini berarti 8," ujarnya.
(pan/pmg)