Presiden pertama Ir. Sukarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) di tahun 1928. Sukarno berusia 26 tahun ketika memimpin partai tertua itu.
Sukarno muda dikenal sebagai tokoh pergerakan yang aktif sejak pra kemerdekaan Indonesia. Jejak politiknya dimulai ketika ia mendirikan perkumpulan politiknya dengan nama Tri Koro Dharmo pada tahun 1915.
Kemudian, ia mendirikan organisasi Algemene Studie Club cikal bakal pergerakan Persatuan Nasional Indonesia di tahun 1927 yang berubah menjadi partai di tahun 1928.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PNI sempat dibubarkan karena dianggap mengancam Belanda, dan Sukarno ditangkap pada tahun 1929-1931. Setelah dibebaskan, ia bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo) yang merupakan pecahan dari PNI dan menjadi pemimpinnya.
Sukarno kembali ditangkap oleh Belanda dan diasingkan hingga kepemimpinan Jepang. Setelah dibebaskan, ia terlibat di sejumlah organisasi buatan Jepang, seperti Putera, BPUPKI, dan PPKI.
Tahun 1945, jejak politik Sukarno membawa namanya menjadi Presiden Pertama RI dan mengusulkan pembentukan kembali PNI dalam rapat bersama PPKI.
Dipa Nusantara Aidit atau D.N Aidit merupakan salah satu tokoh muda yang pernah menjadi pemimpin partai. Ia menjadi Ketua Umum Comite Central Partai Komunis Indonesia (PKI) di usia 28 tahun.
Sebelum menjabat sebagai pemimpin partai, ia dikenal aktif dalam beberapa pergerakan. D.N. Aidit menjadi pemimpin Persatuan Timur Muda dan ketua cabang Jakarta Raya Angkatan Pemuda Indonesia (API) pada tahun 1945.
D.N Aidit bergabung PKI dengan menjadi penerjemah Manifesto Komunis dan menjadi anggota Politbiro PKI di tahun 1948. Lalu, diangkat menjadi Sekjen PKI pada Januari 1951.
Kariernya di PKI melejit di tahun 1952 menjadi pemimpin partai, hingga menjadikan PKI sebagai partai komunis terbesar ketiga di dunia pada tahun 1960-an.
Namun, di tahun 1965 PKI dituduh menjadi dalang dalam peristiwa G30S/PKI. Ini menjadi akhir dari salah satu partai terbesar di Indonesia.
Sutan Sjahrir menjadi pemimpin Partai Sosialis Indonesia (PSI) di usia 39 tahun. Ia membentuk PSI pada tahun 1948 sebagai gerakan pemuda sosialis.
PSI merupakan gabungan dari Partai Sosialis Indonesia (PARSI) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Partai Rakyat Sosialis (PARAS) yang dipimpin oleh Sjahrir di tahun 1945.
Sjahrir mengawali karier politiknya dengan menjadi bagian dari pendiri Pemuda Indonesia di tahun 1927. Himpunan ini merupakan mencetus Sumpah Pemuda di tahun 1928.
Kemudian, Sjahrir sempat bergabung dan menjadi ketua PNI Baru tahun 1932. Ia juga membangun jaringan gerakan radikal ideologi nasional untuk merebut kemerdekaan di tangan Jepang.
Setahun setelah kemerdekaan, Sjahrir diangkat menjadi Perdana Menteri pertama di Indonesia pada tahun 1946. Ia diculik oleh kelompok oposisi Persatuan Perjuangan.
Tahun 1955, PSI mencoba keberuntungan di pemilu pertama dan gagal mendapatkan perolehan suara untuk melenggang ke Senayan.
Akhir dari PSI adalah ketika Sjahrir ditangkap tanpa diadili karena diduga terlibat dalam pemberontakan PRRI di tahun 1958. PSI akhirnya dibubarkan pada tahun 1960.
(nla/wis)