Metode LSI Denny JA soal Survei Anies Cuma 5 Persen Diragukan NasDem

CNN Indonesia
Rabu, 11 Okt 2023 12:25 WIB
NasDem mempertanyakan penerapan metodologi yang digunakan LSI Denny JA soal elektabilitas Anies Baswedan cuma 5 persen di Sumut.
NasDem somasi LSI Denny JA soal survei Anies cuma 5 persen. CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua DPW NasDem Sumatera Utara (Sumut) Iskandar ST mempertanyakan penerapan metodologi yang digunakan lembaga survei LSI Denny JA sehingga membuat elektabilitas bakal capres Anies Baswedan hanya mendapatkan 5 persen di Sumut berdasarkan hasil surveinya.

"Jadi kami meminta dengan tegas kepada LSI Denny JA untuk menyampaikan bagaimana penerapan dan metodologi yang dilakukan dalam survei tersebut," kata Iskandar di Auditorium DPW NasDem Sumut, Senin (9/10).

Iskandar mempertanyakan sebaran responden yang diambil serta jumlah responden dan sampel dalam survei tersebut di Sumut. Termasuk sumber dana survei tersebut, apakah dana pribadi atau sponsor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sumber dana ini kami nilai sangat penting, karena siapa yang membayar survei biasanya diduga bisa mengatur hasil survei tersebut," kata dia.

NasDem Sumut berang lantaran hasil survei itu elektabilitas Anies Baswedan di Sumut hanya 5 persen. Jumlah itu menempatkan Anies jauh di bawah dua rivalnya, yakni Ganjar Pranowo dengan 65 persen dan Prabowo Subianto 30 persen.

Karenanya, Badan Advokasi Hukum (BAHU) DPW Partai NasDem Sumatera Utara telah melayangkan somasi kepada LSI Denny JA atas hasil survei tersebut.

"Kami menyatakan keberatan dengan hasil survei tersebut. Dan kami juga ingin menguji hasil survei itu karena adanya kejanggalan," ujar Iskandar.

Iskandar mengaku janggal dengan hasil survei itu. Pasalnya, hanya dalam waktu enam bulan elektabilitas Anies turun hingga 28 persen dari semula 32,6 persen di hasil survei LSI Denny JA pada Maret 2023.

Menurut Iskandar, hal itu belum pernah terjadi dalam sejarah survei. Dia menyebut angka itu juga bertolak belakang dengan hasil survei internal pihaknya.

Dia menuturkan, dari total 33 kabupaten atau kota di Sumut, 20 kabupaten atau kota di antaranya merupakan basis pendukung Anies Baswedan. Wilayah itu terutama mencakup pesisir timur dan Tapanuli Selatan. Iskandar memprediksi Anies bisa menang hingga 20 persen di wilayah tersebut.

"Kami mendesak asosiasi lembaga survei termasuk pemerintah dalam hal ini adalah OJK untuk melakukan investigasi aliran dana kepada lembaga-lembaga survei yang kami duga rutin melakukan survei dan menggiring opini publik kepada pihak-pihak tertentu," imbuh Iskandar.

Sementara itu, Ketua DPP PKB Cucun Ahmad Syamsurijal membuka peluang PKB akan ikut melayangkan somasi kepada LSI Denny JA atas hasil survei tersebut.

"Kalau PKB melihat nanti akan bicara kalau sudah ini bagian dari kesepakatan di koalisi sama-sama mensomasi, ya kita juga akan melakukan itu," kata Cucun di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (10/10) malam.

Cucun mengatakan tim hukum pasangan Anies-Muhaimin Iskandar (AMIN) akan berjalan untuk mengidentifikasi hal tersebut.

Ia menyatakan akan melihat persoalan ini melalui kode etik dari organisasi yang membawahi para lembaga-lembaga survei. Bila rencana ini terwujud, Cucun mengaku akan membedah proses pengambilan sampel responden hingga cara penghitungan survei.

"Kita ingin bedah seperti apa pola sampling randomnya yang diambil kemudian juga cara perhitungannya apakah misalkan ini proporsional, tidak. Itu silahkan dulu," kata dia.

Terpisah, Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby menilai respons NasDem terlalu berlebihan. Menurut dia, somasi itu tidak proporsional karena hasil survei lembaganya telah memenuhi standar dan bisa dipertanggungjawabkan.

Dia berujar survei yang dilakukan pihaknya di Sumatera Utara merupakan hasil breakdown dari survei nasional yang melibatkan 1.200 responden. Dari hasil survei itu, kata Adjie, dukungan ke Anies di wilayah Sumut masih lemah.

Denny JA Buka Suara

Denny JA juga ikut buka suara soal somasi Partai NasDem. Ia meminta para elite politik, terutama mereka yang baru saja terjun dalam politik praktis, harus belajar lebih rileks dalam membaca hasil survei opini publik.

Menurut dia, hasil survei selalu disambut dengan senyum manis oleh mereka yang saat itu sedang menang di survei. Namun hasil survei juga disambut dengan senyum kecut, bahkan kecaman oleh mereka yang saat itu kalah dalam hasil survei.

"Untuk banyak kasus lain, juga kasus pilkada, kubu yang dikalahkan bahkan menduga ada permainan tingkat tinggi. Bahkan mereka mengatakan hasil survei ini diatur untuk nanti membenarkan kecurangan pemilu atau pilkada," kata Denny JA lewat keterangan tertulis.

Denny kemudian menyinggung Pilkada DKI 2017. Bulan Januari 2017, LSI Denny memotret Anies nomor buncit saat itu. Tapi di bulan April 2017, LSI Denny JA mengumumkan Anies akan menang di pilkada DKI, mengalahkan Ahok.

"Mengapa LSI Denny JA di pilkada 2017, mengumumkan posisi Anies yang berbeda antara bulan Januari ke April? Itu karena elektabilitas Anies sendiri memang berubah di lapangan. Survei yang kredibel mampu memotret perubahan itu," katanya.

"Tapi tentu saja, Indonesia, dari Aceh hingga Papua, jauh lebih luas dan kompleks dibandingkan DKI. Apa yang terjadi di DKI 2017 (pilkada) belum tentu juga terjadi untuk skala Indonesia 2024 (pilpres)," tambahnya.

Ke depan, Denny berharap hasil riset sebaiknya juga dibantah oleh hasil riset.

"Jika hasil riset dibantah oleh somasi hukum, itu akan dikenang oleh sejarah, dan negara demokrasi luar negeri, sebagai, ucapan anak gaul sekarang: 'lebai banget sih elu ini'," demikian Denny.

(rzr/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER