Bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menggarisbawahi keberhasilannya sebagai teman koalisi dua presiden, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo.
Hal itu ia sampaikan saat disebut sebagai politikus kutu loncat. Imin berpendapat politikus akan jadi pahlawan jika menang dan menjadi pecundang jika kalah.
"Dua puluh tahun saya berhasil terus sebagai kekuatan yang mempengaruhi pemerintah. Bersama SBY 10 tahun, bersama Jokowi 10 tahun," kata Imin dalam program Kick Kontroversi di kanal YouTube Metro Tv, Kamis (19/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Silakan ditanyakan Pak SBY, silakan ditanya Pak Jokowi, teman koalisi paling nyaman di dunia hanya PKB dalam setiap pemilu," ujarnya.
Imin tak mau ambil pusing dengan berbagai tudingan yang ada. Ia menilai hal itu sebagai sesuatu yang biasa dalam dinamika politik.
Dia pun tak mau terlalu pusing menanggapi label haus jabatan. Menurut Imin, politikus memang seharusnya bekerja merebut jabatan-jabatan publik.
"Justru jabatan itu yang harus kita ambil untuk kemaslahatan, perbaikan peran, sekaligus di tangan jabatan politisi yang benar, insyaallah Indonesia akan benar," ucap Imin.
Cak Imin menjadi bakal cawapres Anies Baswedan dan telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk berkompetisi di Pilpres 2024.
Cak Imin merapat ke Anies dalam sebuah momentum kontroversial. Sejak tahun lalu, Imin dan PKB berada di barisan Prabowo Subianto. Bahkan, ia digadang-gadang sebagai sosok terkuat calon pendamping Prabowo.
Pada 2 September 2023, Imin meninggalkan Prabowo dan deklarasi dengan Anies di Surabaya. Anies dan Partai NasDem juga tak lagi berkoalisi dengan Partai Demokrat setelah momen itu.
(dhf/gil)