Sementara itu sejak datangnya musim kemarau hingga sekarang ini sudah ada empat kabupaten di wilayah DIY yang menetapkan status siaga darurat kekeringan imbas kekurangan air bersih.
Keempat daerah yang terdampak kemarau panjang dan telah menetapkan status siaga darurat kekeringan itu adalah Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, dan Sleman.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andy Aryanto mengatakan, dari empat kabupaten itu tercatat puluhan kelurahan di puluhan kecamatan yang terdampak bencana kekeringan meteorologis berupa kekurangan air bersih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lilik merinci daerah yang dilanda kekurangan air bersih itu meliputi 56 kelurahan di 15 kecamatan di Gunungkidul; 14 kelurahan di 8 kecamatan di Bantul; 5 kelurahan di 4 kecamatan di Sleman; dan 17 kelurahan di 7 kecamatan di Kulon Progo.
Distribusi air bersih oleh Dinsos, BPBD masing-masing setempat, pemerintah kecamatan, hingga BBWS Serayu Opak pun telah dilakukan. Termasuk PMI, balai prasarana, pihak swasta juga sudah turun tangan mengguyur daerah kekurangan air bersih.
Setidaknya 25 juta liter lebih air bersih sudah tersalurkan ke empat wilayah tadi. Rinciannya, 19.190.000 liter ke Gunungkidul; 3.475.000 liter ke Bantul; 1.710.000 liter ke Kulon Progo; dan 1.011.000 ke Sleman.
"Total 25.386.000 liter," kata Lilik di kantornya, Kamis.
Bentuk penanganan kekeringan lainnya yakni pembuatan sumur bor oleh Dinas PUPESDM DIY di sebanyak 23 titik lokasi, dari kabupaten Kulon Progo, Gunungkidul hingga Sleman.
Dinas PUPESDM DIY, kata Lilik, juga mengelola dan memelihara 25 embung. Lokasinya, 9 titik di Gunungkidul; 8 di Sleman; 4 di Kulon Progo; 3 di Bantul; dan 1 di Kota Yogyakarta.
Pemerintah dalam situasi ini juga meratakan edukasi dan penyuluhan pola tanam yang sesuai pada saat musim kemarau ke masyarakat yang tinggal di wilayah terdampak kekeringan. Tujuannya, mereka bisa tetap produktif di musim kemarau serta meminimalisir dampak ikutan lainnya.
Lilik menambahkan, pencatatan dan monitoring serta evaluasi dilakukan sepanjang masa tanggap darurat ini. Penanganan kekeringan di DIY harus dipastikan mampu terlaksana secara baik.
Data peristiwa kekeringan dan dampak yang termonitor bisa dipergunakan sebagai bahan evaluasi guna penyusunan strategi atau kebijakan penanggulangan kekeringan ke depannya. Salah satu data yang dapat digunakan, kata Lilik, adalah kegiatan penyaluran air bersih sebagai acuan mitigasi bencana dari skala lingkungan kelurahan hingga kabupaten/kota.
(kum/wiw)