Sesampainya di lapangan, FA menyuruh korban untuk masuk mobil. Di sana, ternyata sudah ada dua rekan pacarnya, AB dan AM.
AHS kemudian meminta FA bertanggung jawab karena ia kini hamil. Ia meminta FA menemui keluarganya di rumah dan membicarakan hal tersebut baik-baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, permintaan itu ditolak FA. Laki-laki itu juga memaksa AHS menggugurkan janin yang berusia satu bulan dengan mencekoki tiga jenis obat aborsi.
"Saya ingin janin tetap hidup, mau bagaimana pun ini anak saya. Dari situ saya diseret ke dalam mobil dicekoki obat penggugur ada tiga jenis," ujarnya.
FA dan teman-temannya lalu membawa korban dengan mobilnya, melaju ke arah Madura. Di sana lah, AHS mengaku mendapatk penganiayaan, seperti dipukul, ditendang dan diancam acungan senjata tajam.
Korban bahkan sempat diancam akan diperkosa oleh FA dan teman-temanya karena ogah menggugurkan janinnya meski sudah dipukuli.
"Saya dicekik, ditendang di bagian perut. Lalu dipukuli juga sempat diancam dengan sajam dari Surabaya-Madura di mobil enggak berhenti sama sekali," pengakuan AHS.
Ia pun mengaku berhasil kabur setelah berpura-pura menuruti permintaan FA. Hal itu disebut membuat FA menghentikan kekerasan dan putar balik ke Surabaya.
Sesampainya di sekitar Jembatan Suramadu, korban kemudian berhasil kabur dengan memanfaatkan kelengahan para pelaku. Ia berteriak dan langsung meminta bantuan pengendara yang melintas.
"Setelah saya teriak itu, saya langsung pingsan, saya enggak ingat. Yang saya ingat saya sudah tergeletak di kolong Jembatan Suramadu ditolongi para pedagang disana," ujarnya yang langsung melaporkan FA dan dua rekannya ke polisi.
(frd/chri)