Din Syamsuddin Minta Maaf Waketum DMI Masuk Daftar Rombongan ke Nasdem
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta maaf kepada Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin Kambo ihwal penyebutan namanya dalam daftar rombongan pimpinan/tokoh ormas Islam yang berkunjung ke Kantor Partai NasDem, Senin (6/11) kemarin.
"Saya sekali memohon maaf dan sama sekali tidak mengetahui bahwa itu akan merusak reputasinya sebagai tokoh nasional dan internasional sebagaimana yang ditulis media," kata Din kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/11).
Din lantas mengklarifikasi tokoh-tokoh ormas yang diajak silaturahmi ke Kantor DPP NasDem atas dasar undangan. Kemudian, mereka yang dicantumkan namanya dalam daftar adalah yang bersedia.
"Nama Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid diberi catatan dalam kurung tentatif atau tidak pasti," kata Din.
Din lantas menceritakan awal mula nama Syafruddin masuk dalam daftar tersebut. Hal ini berawal dari pertemuannya dengan Ketua Umum DMI Jusuf Kalla di Monas pada Aksi Akbar Palestina, Minggu (5/11) lalu.
Din pada kesempatan itu memberitahu JK akan ada rombongan pimpinan/tokoh ormas Islam yang bersilaturahmi ke DPP Partai NasDem untuk menyampaikan aspirasi.
Din kemudian bertanya kepada JK apakah ada wakil dari DMI yang mau ikut atau tidak. JK, klaim dia, menyebut mungkin Wakil Ketua Umum DMI bisa mewakili.
"Saya salah dalam memahami isyarat Pak JK bahwa beliau setuju," kata dia.
Kemudian, Din mengatakan ketika Partai NasDem meminta daftar nama yang akan hadir, maka nama Syafruddin dimasukkan dalam daftar. Namun, namanya berstatus dalam catatan khusus 'tentatif'.
"Waktu beliau mengirim WhatsApp tidak akan ikut dengan alasan tidak ikut politik praktis, daftar itu tidak segera diralat (karena sudah ditulis tentatif atau tidak pasti)," kata Din.
"Jadi tidak benar dicatut, karena tidak ada keperluan sama sekali untuk itu, suatu istilah yang berkonotasi negatif," tambahnya.
Sebelumnya, Syafruddin memprotes langkah Din usai namanya dimasukkan ke daftar rombongan saat berkunjung ke NasDem Tower Jakarta, Senin (6/11) kemarin. Syafruddin menegaskan posisinya saat ini melarang terlibat dalam politik praktis.
"Kemarin saya sudah bilang ke Pak Din, saya tidak terlibat politik praktis, Dewan Masjid tidak boleh dibawa ke dalam politik, tapi nama saya tetap dimasukkan ke dalam daftar rombongan," ucap Syafruddin dalam keterangan resminya, Selasa (7/11).
(rzr/sfr)