Komisi I DPR mulai melakukan rangkaian uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Rangkaian itu dilakukan dari mulai verifikasi dokumen pada Jumat (10/11) hingga rapat dengar tertutup soal visi-misi, dan verifikasi faktual pada Senin (13/11).
Agus Subiyanto dicalonkan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) jadi calon Panglima TNI setelah hitungan hari diangkat jadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenderal TNI Agus merupakan pria kelahiran Cimahi pada 5 Agustus 1967. Pria jebolan Akmil 1991 itu pun menghabiskan masa kecilnya di kota yang juga dikenal sebagai basis militer tersebut.
Ada rasa bangga, yang tersirat dari warga RT 2 RW 10, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, yang diungkap tetangga di tempat tinggal masa kecil Agus setelah jenderal tersebut jadi calon panglima.
Mereka tak menyangka Agus yang sempat tinggal di gang sempit tersebut ditunjuk sebagai calon tunggal untuk menjabat Panglima TNI.
"Anaknya [Agus kecil] biasa saja, pinter gaul, tapi pendiam," kenang Asep (69) yang tempat tinggalnya bersebelahan dengan rumah yang sempat ditinggali oleh Agus Subiyanto, saat ditemui CNNIndonesia.com, Jumat (10/11).
Lihat Juga : |
Asep mengaku masih ingat betul ketika Agus Subiyanto tumbuh besar di lingkungannya. Seingatnya, Agus pertama kali menginjak rumah di Cimahi, kala masih duduk di bangku sekolah dasar.
Agus, kata Asep, mengenyam pendidikan sampai dengan lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga akhirnya masuk ke Akademi Militer di Kota Cimahi.
Menurut Asep, masa kecil Agus terbilang jauh dari berkecukupan. Dia mengatakan ayah dari Agus merupakan seorang anggota TNI lulusan Bintara yang menghidupi keluarga tersebut pada masa yang cukup sulit.
"Kalau dulu, yah tahu sendiri bagaimana lulusan Bintara, seorang serdadu banyak anak. Agus itu banyak kakak adiknya. Dia [Agus] setahu saya anak ke dua," katanya.
Rumah--yang kini terlihat berpagar besi--dengan ukuran 6x9 meter di gang tersebut tak lagi dimiliki keluarga Agus.
Asep mengenang setidaknya tiga tahun sebelum Agus masuk Akmil, ayahnya, Dedi Unadi meninggal dunia. Menurutnya itu bisa dibilang membuat Agus meniti jalan mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi seorang tentara.
Namun, jalan yang ditempuh Agus, tidak mulus. Asep menceritakan, Agus pernah satu kali gagal menjalani tes di Akademi Militer.
"Waktu itu yang anter tes, adik saya. Dia (Agus) gugur," kenang Asep.
Agus tak patah arang, sambungnya, dan berhasil masuk Akmil pada percobaan selanjutnya untuk menggapai cita-cita mengabdi jadi tentara.
![]() |
Meski kini seorang penjabat, menurut Asep sosok Agus tidak berubah kepribadiannya yakni tetap ramah dan bersahaja. Hal itu dikuatkan saat Agus menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi.
Asep mengatakan saat Agus memimpin Kodam Siliwangi itu kerap beberapa kali mendatangi tempatnya tumbuh besar di Cimahi.
"Waktu lagi covid, beliau jadi Pangdam III Siliwangi, datang beberapa kali, untuk memberikan bantuan. Dia masih ingat bahkan sama saya. Saya waktu itu dipeluk sama beliau," ujar Asep.
Dengan ditunjuknya Agus sebagai calon Panglima TNI, ia berharap Agus dapat amanah mengemban tugasnya. Ia juga berharap Agus dapat kembali mengunjungi tempat ia tinggal di Cimahi.
"Iya, kami berharapnya beliau mudah-mudahan amanah, dan tetap menjaga silaturahmi dengan kami disini," katanya.
![]() |
Cerita soal sosok Agus yang ramah dan bersahaja, juga dikonfirmasi yang kini menjadi Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Cimahi. Sekolah itu adalah tempat Agus pernah mengenyam pendidikan.
Wiwin mengatakan, Agus merupakan lulusan SMP Negeri 2 Cimahi tahun 1983.
Agus, kata Wiwin, di tengah kesibukannya sebagai seorang pimpinan di institusi TNI masih menyempatkan untuk berkontribusi pada almamaternya. Sejak awal 2023, Agus ditunjuk oleh seluruh alumni dan perwakilan sekolah untuk menjabat sebagai Ketua Ikatan Alumni (Ika).
"Beliau jadi ketua Ikatan Alumni di sini," ungkap Wiwin saat ditemui CNNIndonesia, Jumat.
Dia mengatakan Agus pun beberapa kali, mendatangi almamaternya tersebut. Tak hanya itu, bahkan Agus pernah menyumbangkan uang pribadinya, untuk perbaikan almamaternya tersebut. "Waktu itu pernah ngasih untuk perbaikan lapangan basket," kata Wiwin.
Secara khusus, Wiwin mengaku bangga karena ada satu lulusan dari SMP tersebut bisa menjadi pemimpin di TNI. Ia pun berharap Agus dapat tetap bersahaja dan mendapat jabatan yang lebih baik lagi.
"Kami harapkan doa kami terus berprestasi dan mendapatkan jabatan yang lebih baik lagi. Kami juga berharap pak Agus semoga amanah menjadi panglima TNI, bisa amanah dan tetap low profile," kata dia.
Perjalanan militer Agus pun terbilang mentereng. Setelah sempat menjadi Komandan Kodim 0735/Surakarta pada 2009, dia pun sempat menjabat sebagai Danrem 061/Suryakencana (Bogor) pada 2020. Wilayah Korem Suryakencana itu termasuk lingkungan sekitar Istana Negara Bogor.
Usai menjabat sebagai Danrem di Bogor, Agus promosi menjadi bintang dua dan masuk ke lingkungan Istana Kepresidenan.
Agus ditunjuk mengomandoi Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) atau yang kerap disebut sebagai tameng hidup presiden dan keluarga pada periode 2020-2021.
Usai menjabat sebagai Danpaspampres, ia ditunjuk menjadi Pangdam III/Siliwangi pada Agustus 2021. Dari jabatan ini, ia kemudian ditunjuk menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat pada awal 2022. Dia lalu naik pangkat jadi jenderal yang menjabat KSAD pada 25 Oktober 2023.
Dalam hitungan hari, dia pun langsung diusulkan Presiden Jokowi untuk menjalani fit and proper test di DPR sebagai calon panglima TNI.
"Pada kesempatan ini saya akan mengumumkan nama calon pengganti dari Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Nama yang diusulkan oleh Presiden adalah Jenderal TNI Agus Subiyanto yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat," kata Ketua DPR Puan Maharani, Selasa (31/10) siang.
(csr/kid)